Selama kegiatan berlangsung di perempatan Penceng, Selasa (20/3/2018), aparat menampilkan beberapa personel yang memerankan diri menjadi korban laka lantas.
Salah satunya pria duduk di atas kursi roda, sementara kepalanya berlumuran cairan merah mirip darah. Siku kanannya juga tampak mengalami luka robek. Sedangkan kakinya dipasang gip. Di belakangnya seorang anggota polisi berseragam mendorong kursi roda, lengkap dengan papan bertuliskan "Ojo Kecelakaan. Nyambung Balung Ragate Akeh (Jangan sampai kecelakaan, menyambung tulang berbiaya tinggi)".
Masih di lokasi yang sama, seorang pria berkaos putih tampak berjalan terseok-seok. Sementara kepalanya mengeluarkan darah yang merembes hingga ke wajah. Personel yang tiap hari bekerja di Kantor Samsat ini juga memeragakan korban laka lantas. Sambil berjalan tangannya memegang papan bulat berwarna biru.
"Getun Kuwi Ono Mburi. Mulane Sing Ati-ati (menyesal itu di belakang, maka berhati-hatilah)," begitu bunyi tulisan di papan.
Beberapa pengguna jalan yang melintas tampak antusias menyaksikan drama tersebut. Apalagi lokasinya berada persis di perempatan paling ramai. Tentu saja, saat lampu merah menyala pengguna jalan dapat leluasa menyaksikan tontonan tersebut. Tak sedikit yang memicingkan mata tanda kengerian. Ada pula yang mengeluarkan gawai untuk mengabadikan momen unik tersebut.
"Sekarang jadi semakin tahu ternyata dampak kecelakaan sangat fatal. Ngeri banget," kata Ipung, pengendara sepeda motor.
Kasatlantas Polres Pacitan AKP Hendrix K Wardana mengatakan sejauh ini pihaknya tetap mengedepankan tindakan pre-emtif dalam menyosialisasikan keselamatan berlalu lintas. Pemilihan thema korban lakalantas yang dikemas dalam aksi teatrikal diharapkan lebih mengena. Sebab, mereka dapat melihat langsung dampak yang terjadi sebagai akibat pelanggaran saat berkendara di jalan.
Perwira polisi yang pernah menjabat Kasat Bimas Probolinggo itu mengakui, sejak digelarnya Operasi Keselamatan 2018, kejadian kecelakaan lalu lintas di Pacitan menurun. Ini terutama pada fatalitasnya. Ke depan budaya tertib berlalu lintas diharapkan menjadi gaya hidup masyarakat tanpa mengandalkan kehadiran polisi mengawasinya.
"Alhamdulillah tanggapan masyarakat bagus. Banyak yang sadar bahwa kecelakaan tidak mengenal siapapun," terangnya.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini