"Biawak-biawak peliharaan saya biasa main sama anak-anak. Istri saya juga senang memandikannya," kata Fian, sapaan akrab Brigadir Arifian di rumahnya, Selasa (20/3/2018).
Saking akrabnya dengan biawak, Fian tak jarang membawanya ke tempat kerja. Biasanya biawak yang dibawa ke tempat kerja merupakan biawak yang berukuran kecil sehingga tak mengganggu pekerjaannya.
"Saya juga ajak mereka mandi dan berenang bareng," tambahnya.
![]() |
Bak anak-anak sendiri, biawak-biawak yang dirawat sejak kecil tersebut juga diajak tidur bersama. Bahkan juga diajak jalan-jalan dan makan di kafe.
"Orang-orang tahu kalau biawak saya jinak. Jadi mereka tak terganggu," tandas warga Dusun Bengok Utara RT/RW 01/08 Desa/Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan ini.
Urusan makan untuk biawak jadi prioritas Fian. Biawak-biawak peliharaannya dijamin tak pernah kelaparan. "Mudah kok makanannya. Nggak banyak, biawak makan seminggu sekali," terangnya.
Dalam sebulan, Fian mengaku menyisihkan uang maksimal Rp 40 ribu untuk memberi makan keempat biawaknya. "Kalau nggak ada yang jual tikus putih, ya dibelikan kepala ayam, kadang-kadang daging," pungkasnya.
![]() |
Fian juga berbagi pengalaman menariknya selama merawat biawak. Di antaranya biawak yang lepas ke kampung hingga daging tikus di dalam lemari es yang disangka daging sapi oleh istrinya.
"Hahaha... Sebelum dikasihkan biawak, daging dipotong ukuran tertentu. Saat itu untuk stok saya taruh di kulkas. Istri saya hampir memasaknya. Untung saya tahu. Nggak mau lagi saya taruh makanan biawak di freezer," ujarnya sembari tertawa.
"Biawak yang besar, Leno, juga pernah kabur ke rumah warga. Saya sempat kaget dan mencarinya. Namun beberapa saat tetangga memberitahu kalau Leno ada di rumahnya. Warga di sini sudah tahu biawak milik saya jinak, jadi nggak takut mereka," ungkapnya.
Ada-ada saja, Pak.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini