Ngaji Medsos ini digelar di aula SMP/SMK NU Bululawang, Malang. Selain Kapolres Malang, pengurus MWC NU dan Kades se Bululawang, serta sekitar 200 fatayat dan anggota NU. Puncak acara diisi dengan deklarasi anti hoax.
Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung mengatakan, melalui Ngaji medsos ini pihaknya mengajak warga NU di Malang untuk lebih bijak menyikapi informasi di medsos. Setiap informasi yang diterima harus dipastikan dulu kebenarannya sebelum disebarkan ulang.
"Bisa bertanya kepada sumber jika diketahui dan klarifikasi kepada pihak yang memiliki otoritas dan kompetensi," kata Yade, Senin (19/3/2018).
Sementara bagi warganet yang ingin menyebarkan konten di medsos, lanjut Yade, hendaknya memuat informasi yang benar dan akurat. Konten yang akan disebarkan tidak multitafsir, tidak menyakiti orang lain dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Agar memilih kalimat yang tidak provokatif, konten tidak mengandung hoax dan tidak berisi privasi yang tidak layak untuk publik," terangnya.
Yade menjelaskan, medsos kian hari seakan menjadi teman akrab masyarakat. Dari 265,4 juta penduduk Indonesia, hampir separuhnya pengguna medsos. Konten ujaran kebenjian di medsos juga sangat tinggi.
"Data Cybercrime Polri tahun 2015 ada 180 ribu akun medsos yang isinya mengandung ujaran kebencian dan berita bohong," ungkapnya.
"Untuk menghadapi berita hoax, pengguna medsos harus selalu berfikir skeptis, jangan mudah percaya suatu berita, baca teliti dan chek serta richek," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini