Pria berusia 50 tahun itu rupanya termasuk dalam Calon Jemaah Haji (CJH) dari Kabupaten Blitar. Kondisinya dalam perawatan intensif, membuat Rodi tidak bisa melakukan perekaman data paspor di kantor imigrasi.
"Kedatangan petugas kami ke rumah sakit itu sebagai realisasi layanan reach out. Kami jemput bola bagi pemohon paspor, khususnya CJH yang sakit atau manula," kata Kakanim Kls II Blitar Muhammad Akram kepada detikcom, Selasa (13/3/2018).
Tampak tiga petugas menggelar beberapa peralatan di atas meja, di ruangan Rodi dirawat. Mereka juga memasang selembar kain putih, sebagai background untuk photo profil pemohon paspor.
"Seperti inilah proses pengambilan data biometrik dan wawancara kepada yang bersangkutan. Ini menggunakan mobile unit di RSUD Mardi Waluyo Blitar," tambahnya.
Selain didampingi tim medis yang membantu Rodi saat wawancara dan pengambilan photo, tampak petugas haji dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar ikut serta dalam tim ini.
Menurut Akram, reach out ini sebagai sebagai bukti janji Kantor Imigrasi Blitar, untuk meningkatkan kualitas pelayanan. "Tagline kantor imigrasi melayani dan mengedukasi itu tidak hanya sebatas kata-kata. Namun kami buktikan secara nyata," tegasnya.
Menurut rencana, pekan depan mobile unit imigrasi ini juga akan ke Tulungagung. Tim akan mendatangi kantor Kemenag Tulungagung untuk jemput bola pengurusan paspor bagi CJH wilayah Tulungagung. (fat/fat)











































