RS Terapung Ksatria Airlangga, itulah namanya. RS Terapung Ksatria Airlangga ini digagas para alumnus Fakultas Kedokteran Unair Surabaya.
Kapal jenis phinisi ini memiliki panjang 27x7,2 meter. Kapal itu disekat menjadi beberapa ruang pemeriksaan medis. Salah satunya terdapat ruangan yang lebih luas, sekitar 3x4 meter. Di dalamnya terdapat dua meja untuk operasi pasien.
![]() |
Ketua IKA UA Hariyanto Basuni mengatakan, RS terapung dibuat untuk menjangkau masyarakat di pulau-pulau terpencil yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Rumah Sakit terapung Kstaria Airlangga ini juga didukung fasilitas memadai dan dokter-dokter spesialis ketika melakukan layanan kesehatan. Kami berterimakasih kepada lembaga dan instasi lain yang ikut bergabung dan memberikan suport," kata Hariyanto kepada wartawan saat di Pelabuhan Kalimas Surabaya, Minggu (11/3/2018).
Saat sandar di Pelabuhan Kalimas Tanjung Perak, warga dan ABK di sekitar pelabuhan berbondong-bondong menghampiri RS terapung ini. Mereka ingin merasakan layanan kesehatan gratis.
![]() |
"Kali ini kami menggelar layanan kesehatan gratis di Pelabuhan Kalimas Surabaya. Sambutannya luar biasa, ada sebanyak 600 lebih warga dan para ABK di Pelabuhan Kalimas yang datang dan mendapat layanan kesehatan," ujar Hariyanto.
Sebelumnya, RS Terapung ini pernah berlayar ke Gresik. memberikan layanan kesehatan di Pulau Bawean akhir Oktober 2018. Sebanyak 449 pasien yang ditangani. Dari jumlah itu, 59 pasien menjalani operasi bedah, sedangkan 43 lainnya menjalani operasi mata.
Penanggungjawab Operasional Kapal RS Terapung Ksatria Airlangga Henri Wibowo menuturkan, setiap melayani masyarakat, pihaknya melibatkan 5 dokter spesialis. Meliputi sepesialis penyakit dalam, bedah, anak, anestasi dan mata.
![]() |
"Setiap bulan diharapkan ada kegiatan pemberian layanan kesehatan di Rumah Sakit Terapung ini. Terdekat akan ke Pulau Sapeken Sumenep pada akhir Maret 2018,"" terang Henri yang juga merupakan dokter spesialis Andrologi ini. (fat/fat)