Meski dalam guyuran hujan, aksi tetap berlangsung. Mereka menolak Jalan Dinoyo diganti dengan nama Jalan Sunda dan Jalan Gunungsari diganti dengan Jalan Siliwangi.
Dalam aksinya mereka membawa secarik kertas bergambar kumis dan kacamata sebagai ciri khas Gubernur Jatim. Sedangkan isi dari tulisan kertas tersebut bertuliskan 'Jl Soekarwo'.
![]() |
Ketua Paguyuban Arek Suroboyo, Kusnan mengatakan Jalan Dinoyo dan Jalan Gunungsari memiliki sejarah buat warganya masing-masing.
"Itu sejarah bagi kita, sejarah bagi warga Dinoyo, sejarah bagi warga Surabaya. Kalau diganti KTP (kartu tanda penduduk) warga Dinoyo tidak ada lagi kebanggaan bagi mereka," kata Kusnan saat melakukan aksi di Jalan Dinoyo, Surabaya, Rabu (7/3/2018).
Menurut Kusnan, dari sisi sejarah nama Dinoyo ada sebelum Belanda. Seperti halnya daerah Darmo yang kini menjadi Jalan Darmo.
"Coba tanyakan kepada para sesepuh warga Dinoyo, jalan tersebut sejak dulu sudah bernama Dinoyo. Coba kalau nama kita diganti begitu saja, jelas kita marah. Karena sudah ratusan tahun jalan ini sudah ada. Menjadi kebanggaan sendiri bagi mereka," ungkap Kusnan.
Kusnan bersama dengan pemerhati sejarah dan budaya serta praktisi sejarah Kota Surabaya, menginginkan jika ingin mengganti nama buatlah jalan baru.
"Bikin jalan baru atau ganti jalan-jalan berbau kebarat-baratan di Surabaya barat. Terserah mau ganti jalan-jalan dengan nama Indonesia," katanya.
![]() |
Sementara itu, pengamat sejarah, Fredi Istanto mengatakan aksi ini sebagai bentuk protes penamaan Jalan Dinoyo menjadi jalan baru.
"Saya tidak mau menyebut jalan itu, karena itu bukan Surabaya banget. Sebagai contoh jika Jalan MERR bisa diberi nama Jalan Ir Soekarno. Kenapa tidak di jalan lain yang memiliki nuansa besar. Biarlah itulah membuat nama-nama baru untuk Surabaya kalau itu mau dicatatkan dalam relasi kota lain Bandung dan Yogya silakan. Tapi jangan melupakan sejarah," ungkap Fredi.
Fredi mengaku setelah ini akan melayangkan surat protes kepada DPRD Provinsi Jawa Timur.
"Kita akan layangkan surat ke DPRD provinsi. Kami menolak keras usulan pergantian jalan ini," tandasnya.
Usulan penggantian nama jalan muncul setelah Gubernur Jatim Soekarwo, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan bertemu pada Selasa (6/3). Alasannya untuk harmonisasi Sunda-Jawa. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini