"Tadi sudah kita ambil sampel darah untuk diuji laboratorium," kata petugas Inseminasi Buatan Dinas Peternakan Jember, Samsul Arifin, Senin (5/3/2018).
Selain sampel darah, petugas juga melakukan bedah bangkai pada bangkai sapi. Petugas mengambil sejumlah jeroan sapi yang nantinya juga akan diuji laboratorium.
"Barusan ini sudah saya ambil, terus akan kita uji lab juga," tandas Samsul.
Demikian juga dengan rumput atau tanaman yang dimakan sapi hingga diduga menyebabkan keracunan juga dibawa petugas. Semuanya akan diuji laboratorium di Dinas Peternakan Jember.
![]() |
Samsul belum bisa memastikan kapan hasil uji laboratorium bisa diketahui. Sebab semuanya tergantung tingkat kesulitan dalam melakukan analisa.
"Kalau memang cuma ke Dinas Peternakan (Jember) bisa, nanti mengeluarkan hasilnya, nanti mungkin saya laporkan ke pak (Kanitreskrim Polsek Ambulu) Harto. Tapi kalau memang harus dibawa ke Surabaya, ya butuh waktu lagi," terang Samsul.
Sambil menunggu hasil lab, dinas pertanian mengimbau peternak agar tidak memberi makan hewan ternak mereka dengan rumput yang diduga mengandung racun tersebut. Sampai nantinya bisa dipastikan apakah rumput itu memang mengandung racun atau tidak.
"Bolehlah antisipasi, jangan dikasih makan rumput itu dulu. Tapi kan kita tidak bisa langsung melarang. Sekadar antisipasi saja," kata Samsul.
Sebanyak 6 ekor sapi milik Tukiyan, warga Dusun Krajan Kidul, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, diduga keracunan makanan. Dari 6 ekor sapi itu, satu mati dan tiga ekor terpaksa disembelih.
"Yang tiga terpaksa disembelih karena menunjukkan gejala seperti sapi yang mati," kata anak Tukiyan, Misman. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini