Jama'ali dikenal karena gayanya yang ikonik saat memberikan dukungan di stadiun. Dengan ciri khas mengecat tubuh berwarna oranye serta membawa cambuk dan replika celurit, ia tampak sangar di antara ribuan suporter.
Namun, di luar stadion, Jama'ali merupakan sosok yang ramah. Meski tubuhnya besar dan relatif menakutkan bagi orang yang baru mengenalnya, ayah 4 anak ini sebenarnya humoris.
"Beliau ini orangnya ramah, rajin beribadah. ia bahkan menjadi muazin di musala. Beliau orangnya dermawan," kata Ghufron, salah satu tetangga, Kamis (1/3/2018).
Selain itu, Jama'ali merupakan sosok yang sangat dekat dengan kiai dan pesantren. Itu karena ia sangat aktif mengikuti pengajian. Tak heran banyak kiai hadir dalam pemakamannya.
![]() |
Pengasuh Ponpes Al-Yasini Wonorejo ini mengatakan, karena sering mengaji kepribadian Jama'ali mengesankan setiap orang yang mengenalnya. Meski perawakannya besar, ia tak pernah marah.
"Orangnya sabar. Saat diguyoni (dijahili) di pengajian karena sering tampil nyeleneh ketika ada sepakbola, beliau tenang saja. Hanya tersenyum," urai Gus Mujib, sapaan Kiai Mujib Imron.
M Bustomi, salah satu Sakera Mania, julukan pendukung Persekabpas, mengungkapkan sikap Jama'ali tak seperti penampilannya yang sanggar. Ia sangat ramah.
"Beliau sering diserbu suporter yang ingin foto bersama. Dan selalu dilayani dengan baik," kata Bustomi yang senang memiliki dokumen foto bersama. Bagi dia, Jama'ali adalah Sakera Mania sejati. (iwd/iwd)