Salah seorang pelajar SMP Madinatul Ulum, Ghofron mengatakan, rata-rata santri kondisnya belum sarapan saat diimunisasi. Sebab, jadwal sarapan sudah ditentukan oleh ponpes.
"Imunisasi dilakukan sekitar pukul 8 pagi. Jadi memang rata-rata belum sarapan," kata santri asal Kecamatan Tapen, Bondowoso ini, Rabu (28/2/2018).
Ghufron juga mengatakan sebelumnya tidak diberi tahu jika kemarin pagi akan ada imunisasi. "Ya tahunya saat akan imunisasi itu," tandasnya.
Baca Juga: Puluhan Santri di Jember Dehidrasi Usai Imunisasi Difteri
Salah satu santri yang kini masih menjalani perawatan di puskesmas yakni, Frida Hamdani. Dia mengaku setelah imunisasi difteri Selasa (26/2) pagi, dirinya pulang dan makan. Selang beberapa jam kemudian, dia merasa tubuhnya demam.
Dia mengaku saat diimunisasi kondisinya belum sarapan. Saat sudah diimunisasi juga tidak diberi obat apa pun. "Waktu diimunisasi, di ponpes waktu itu belum masuk jam sarapan. Tidak dikasih obat atau apa pun," kata santri asal Desa/Kecamatan Mayang yang kini duduk di bangku kelas 2 SMP itu.
Sementara Kepala Puskesmas Jenggawah, dr Nuri saat hendak dikonfirmasi mengaku tingkat efek dari imunisasi memang tubuh akan panas.
"Tingkat panasnya berbeda-beda, tergantung kondisi tubuh masing-masing. Yang dirawat ini tidak semua diimunisasi. Ada yang panas sebelum diimunisasi. Ini kita masih observasi apa penyebabnya," kata Nuri.
Baca Juga: 7 Santri di Jember Dehidrasi Usai Imunisasi Difteri Masih Dirawat
Sementara Pengasuh Ponpes Madinatul Ulum, KH Lutfi Ahmad mengatakan, santri mengalami pusing dan mual karena dehidrasi. Mereka kurang minum setelah disuntik imunisasi difteri.
"Sudah disarankan untuk minum yang banyak, tapi banyak yang tidak melakukan," tambahnya.
73 Santri Madinatul Ulum dilarikan ke Puskesmas usai menjalani imunisasi difteri, Selasa (27/2). Mereka mengalami pusing dan mual-mual. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini