"Kawasan selatan Jawa Timur, salah satunya Tulungagung, banyak warga menjadi pekerja migran di luar negeri. Akibatnya banyak anak tidak mendapat perhatian yang semestinya," kata Puti Guntur Soekarno, Rabu (28/2/2018).
Menurutnya, keberadaan para TKI yang mengadu nasib di luar negeri menjadi sebuah dilema, karena di satu sisi mengalirkan devisa sangat besar, sedangkan sisi lain menimbulkan sejumlah persoalan sosial, utamanya keluarga.
Sesuai dengan data remitansi atau pengiriman uang pekerja migran ke keluarga di Tulungagung mencapai ratusan miliar rupiah. "Bisa tembus di atas Rp 1 triliun," kata Puti Guntur.
Tingginya remitansi para TKI tersebut menjadi salah satu faktor yeng memacu pertumbuhan ekonomi yang menggairahkan.
"Tulungagung terdiri atas 157 desa dan 14 kelurahan. Jumlah penduduk di atas 1 juta. Tiap tahun terjadi pengiriman TKI dari desa-desa di Tulungagung," tambahnya.
Selasa (26/2), Puti bertemu aktivis perlindungan anak di Tulungagung. Seorang anak, yang orangtuanya bekerja menjadi TKI, mengisahkan hidupnya yang tidak menyenangkan di usia pertumbuhan.
Anak bernama Amelia Rosyida, mengisahkan ibunya harus pergi menjadi TKW sejak ia siswa SD. Sebagai ganti, ia hidup dengan kakeknya. Ia harus mengurus keperluannya sendiri dan jauh dari kasih sayang orang tua.
"Beruntung saya tidak seperti teman-teman lain, yang merasakan dampak negatif ditinggal orang tua," ujar Amelia.
Amel berharap, bila Puti terpilih agar membenahi ekonomi desa, sehingga para orangtua tidak perlu bekerja TKI ke luar negeri. Sementara Puti berpendapat anak-anak TKI layak untuk mendapatkan pendampingan. Ini bisa dilakukan baik oleh lembaga masyarakat maupun pemerintah.
"Kerja sama untuk pendampingan itu akan sangat membantu mereka," kata Puti.
Ia mengungkapkan, bersama Cagub Saifullah Yusuf (Gus Ipul) telah menyiapkan skema program pendidikan gratis untuk siswa SMA/SMK. Kemudian pemberian bea siswa bagi siswa miskin berprestasi.
"Kami juga mendorong pertumbuhan ekonomi desa, penciptaan Desa Wisata, penguatan pertanian, nelayan, perikanan, dan pemberdayaan perempuan. Kalau di desa tersedia lapangan kerja, saya rasa akan mengurangi arus pekerja migran ke luar negeri," jelas Puti.
Ia memandang Tulungagung memiliki potensi pariwisata yang terletak pada desa-desanya. Kemarin ia melihat salah satu Goa Wisata di desa pelosok. "Ada pula wisata pantai yang bisa didorong naik," tambahnya.
Selama di Tulungagung, Puti Guntur juga bertemu anggota Dewan Pendidikan Tulungagung, Supriyono, yang juga Ketua DPRD. Pihaknya menemukan banyak kasus penahanan ijasah anak didik oleh pihak sekolah karena belum melunasi biaya pendidikan.
Supriyono berharap, jika cucu Bung Karno tersebut terpilih, Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno agar membenahi persoalan itu, sehingga hak konstitusi dari anak-anak tidak terampas oleh kebijakan yang tidak tepat. (fat/fat)