Intip Janji Paslon di Pilwali Malang, Apa Saja?

Intip Janji Paslon di Pilwali Malang, Apa Saja?

Muhammad Aminudin - detikNews
Senin, 26 Feb 2018 09:57 WIB
Foto: Muhammad Aminudin
Malang - Tiga Pasangan Calon (Paslon) maju di Pilwali Malang 2018, memanfaatkan masa kampanye dengan beragam cara. Dari mulai blusukan ke pasar, pemukiman penduduk hingga program unggulan saat terpilih menjadi Wali Kota Malang dan Wakil Wali Kota Periode 2018-2023.

Sekadar diketahui tiga paslon ditetapkan mengikuti kontestasi Pilwali Malang, mereka paslon urut 1 Ananda Yaqud Gudban-Wanedi, Moch Anton-Syamsul Mahmud paslon urut 2, dan Sutiaji-Sofyan Edi Jarwoko paslon dengan nomor urut 3.

Calon Wali Kota Sutiaji, saat bertemu warga Kelurahan Bandulan, Sukun, Kota Malang, berjanji akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat tiga program kerja unggulannya. Yaitu bidang kesejahteraan rakyat (Kesra) meliputi bidang ekonomi dan pendidikan.

Program unggulan kedua bidang kesehatan dan program unggulan ketiga berupa peningkatan kwalitas pembangunan infrastuktur. Cawali diusung Partai Golkar dan Demokrat ini, yakin lewat tiga program unggulannya itu kesejahteraan warga Kota Malang terjamin lahir dan batin.

"Saya bersama Pak Edy sudah berniat untuk ibadah ingin mensejahterakan warga Kota Malang," ungkap Sutiaji.

Sutiaji bersama Sofyan Edi juga menawarkan kredit 0 persen bagi pelaku Usaha Menengah Kecil (UKM), sehingga hanya membayar angsuran pokok tanpa bunga. Penataan infrastruktur, memaksimalkan Penerangan Jalan Umum (PJU), turut disampaikan ketika bertemu dengan warga.

Wakil Wali Kota non aktif ini, juga ingin menjamin pembayaran iuran/premi jaminan kesehatan nasional (JKN) bagi 400 ribu keluarga miskin (Gakin) di Kota Malang yang tidak terdaftar menjasi peserta JKN yang dibiayai pemerintah pusat dan tidak dibiayai APBD Kota Malang.


Kampanye di Pilwali Malang/Kampanye di Pilwali Malang/ Foto: Muhammad Aminudin


Berbeda dengan Sutiaji-Sofyan Edi Jarwoko (SAE), paslon Ananda Yaqud Gudban (Menawan), menawarkan dukungan fasilitas kesehatan bagi masyarakat, dengan satu unit mobil ambulance untuk satu kelurahan.

"Salah satu program kita adalah akan beri ambulance kepada tiap kelurahan. Jadi satu kelurahan, satu ambulance," kata Wanedi saat bertemu warga di Kelurahan Tulungrejo, Sukun, Kota Malang.

Mobil ambulance bagi warga di kelurahan lanjutnya sangat penting untuk diberikan, mengingat banyak sekali warga yang sakit kesulitan dalam mobilisasi ke puskesmas atau rumah sakit untuk berobat.

"Pernah di salah satu kelurahan, ada anak yang sakit tapi tidak segera dibawa ke rumah sakit, katanya kesulitan untuk nyari transportasinya," beber paslon dengan jargon Malang Menawan ini.

Sementara pasangannya, Calon Wali Kota Ananda Yaqug Gudban, ingin mewujudkan program kuliah gratis bagi masyarakat Kota Malang. Nanda, begitu akrab disapa, juga memastikan peningkatan infrastruktur jalan melalui program satu tahun jalan mulus saat meresmikan Posko Relawan Nanda-Wanedi di Kelurahan Bumiayu, Kedungkandang, Kota Malang.

Diakui Nanda, banyak sekali keluhan-keluhan masyarakat yang sudah didengarnya, selain yang biasa didengungkan yakni masalah pendidikan, kemacetan, hingga mangkraknya pembangunan infrastruktur, salah satunya jembatan Kedungkandang ini. Menurut dia, persoalan ini tentu harus segera di atasi karena imbasnya tidak hanya untuk warga Kedungkandang saja, tetapi juga ke semua.

"Yang penting kita menangkan dulu calonnya. Jadi kalau gak dilayani sama yang sekarang, kalau kita jadi, kita yang ngelayani. Makanya jadikan dulu, ayo noto Malang," tegas paslon diusung Hanura, PDIP, PPP, dan PAN ini.

Kampanye di Pilwali Malang/Kampanye di Pilwali Malang/ Foto: Muhammad Aminudin


Seperti tak ingin ketinggalan dengan dua rivalnya, Abah Anton merupakan calon wali kota petahana, melihat kemajuan dan kesuksesan sebuah daerah tak lepas dari karakter dan leadership kepala daerah dalam memimpin sebuah pemerintahan.

Salah satu contoh cara yang terbilang unik adalah melakukan follow up terhadap ide dan gagasan dari masyarakat untuk dijadikan program prioritas.

Cara itu terbilang sangat unik, sebab di berbagai daerah banyak pemimpin berparadigma top down atau program dari pemerintah dijalankan di masyarakat, sebaliknya, Abah Anton, memilih model bottom up.

"Di samping program dari pemerintah, ketika program itu datang dari masyarakat, maka mereka akan menjaganya dan melakukan dengan serius," ujar Anton saat blusukan di wilayah Mergosono, Sukun, Kota Malang.

Bersama pasangannya Syamsul Mahmud, Anton terus berkomitmen untuk mendorong terbentuknya Kampung- Kampung Tematik hingga mengarah pada Smart Kampung.

Hal ini, kata dia, merupakan salah satu cara mengakomodir ide dari masyarakat agar bersama pemerintah memajukan daerahnya.

"Kita fasilitasi apa yang diinginkan publik, program seperti itu lebih efektif," imbuh Cawali diusung PKB, PKS, Gerindra, dan Perindo ini.

Paslon ASIK (Anton-Syamsul Idola Kita), selama masa kampanye banyak menggelar blusukan ke masyarakat, dengan membawa jargon MALANG APIK (Agamis, Progresif, Insklusif dan Kreatif). (fat/fat)
Berita Terkait