"Tim yang menggelar olah TKP, menemukan muntahan makanan di lantai ruang makan. Sudah dibawa ke laboratorium untuk diuji," ujar Kasubag Humas Polres Malang Kota Ipda Ni Made Marhaeni kepada detikcom, Minggu (25/2/2018).
Kata Ni Made uji laboratorium dilakukan untuk mengungkapkan, kapan makanan dimuntahkan, termasuk darah yang menempel di lantai rumah di Perum Bukit Dieng Blok MB9, Pisangcandi, Sukun, Kota Malang, itu.
"Agar bisa tahu, kapan makanan itu dimuntahkan. Tim menemukan ada juga bercampur darah, belum bisa dipastikan apakah muntahan itu, dari dalam tubuh korban," bebernya.
Korban yang pernah menjabat Wakapolda Sumatera Utara (Sumut), ditemukan tewas di halaman belakang, yang berjarak sekitar 10 meter dari muntahan makanan bercampur darah di atas lantai ruang makan.
Bagian kedua pergelangan tangannya, ada luka sayat, yang diduga terlukai oleh silet. Bagian kaki korban juga terikat tali rafia warna hitam, pada bagian ujungnya diikat di pagar pembatas lantai dua.
Saat olah TKP, polisi menemukan cairan yang belum diketahui jenisnya serta baygon. Keduanya turut dibawa untuk dijadikan bahan penyelidikan.
"Kedua pergelangan tangannya, ada luka. Petugas sementara menduga, karena sayatan silet, tapi masih diselidiki," bebernya.
Hasil autopsi untuk memastikan penyebab kematian korban, baru keluar Senin, besok. Polisi juga memastikan tewasnya korban tak dibarengi adanya barang hilang di kediamannya.
"Tidak ada barang yang hilang," sambung Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Ambuka Yudha terpisah. (bdh/bdh)











































