Unjuk rasa dilakukan di depan kantor pengembang hunian mereka, PT Hasana Damai Putra Grup. Mereka pun membawa kertas-kertas karton bertuliskan 'Awas Mafia Fasum', 'Pak Bupati, Jangan Cuma Ambil PBB Kami', dan 'Kami Beli Rumah Plus Fasum, Bukan Rumah Susun'.
Tetapi namanya emak-emak, unjuk rasa pun dilakukan dengan membawa peralatan dapur, kemudian dipukul-pukul hingga menimbulkan bunyi-bunyian. Mereka juga meneriakkan yel-yel seperti 'Jalan yang rusak segera diperbaiki'.
Menurut salah satu peserta aksi, Lia Subianto (58), ia bersama ibu-ibu ini menagih janji PT Hasana Damai Putra Grup untuk memperbaiki fasilitas umum (fasum) mereka. Selain jalan, mereka juga menuntut perbaikan makam dan TPS.
"Yang paling mendesak sekarang adalah perbaikan jalan yang permanen. Bukan tambal sulam dengan aspal abal-abal," kata Lia kepada wartawan di depan kantor PT Hasana Damai Putra Grup, Jumat (23/2/2018).
![]() |
Lia menambahkan, kebutuhan ini dirasa mendesak karena jalan perumahan elit yang rusak itu sering menimbulkan kecelakaan.
"Selain kecelakaan, ibu-ibu merasa takut dijambret. Karena pernah terjadi penjambretan namun tidak bisa mengejar lantaran jalannya rusak," tambah Lia.
Dari pantauan detikcom, ada pula ibu-ibu yang membawa tulisan 'Mobil kami rusak semua, emangnya offroad', mengeluhkan akibat yang terjadi karena jalan di hunian mereka yang tak kunjung diperbaiki.
Sementara itu, di tempat yang sama, pimpinan PT Hasana Damai Putra Grup, Johanes Sukiman menerangkan pihaknya telah menampung aspirasi warga dan berencana memperbaiki infrastruktur mereka keluhkan.
Hanya saja karena kondisi cuaca yang tidak mendukung, pihaknya menunda proses perbaikan. Rencananya perbaikan dilakukan dengan cara pavingisasi.
"Yang jelas tanggal 1 Maret paving akan dikerjakan. Totalnya 5.000 meter dengan estimasi biaya Rp 1,4 miliar," ungkapnya.
(lll/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini