Staf BPBD Jombang Peppy mengatakan, sekitar pukul 10.00 WIB, Niko (17) dan Eka (17) bersama 4 remaja lainnya warga Dusun Kagulan, Desa Janti, Mojoagung, sedang bermain di Sungai Catak Banteng yang membelah kampung mereka.
Menurut dia, saat itu debit air sungai sangat tinggi. Selain itu, arus sungai juga sedang deras. Bahkan Sungai Catak Banteng sedang meluap ke permukiman penduduk.
"Kami tim BPBD Jombang sedang mengevakuasi warga terdampak banjir. Saat tahu ada 6 remaja bermain di sungai yang sedang meluap, kami mengingatkan agar keluar dari sungai karena berbahaya," kata Peppy saat dihubungi detikcom, Kamis (22/2/2018).
Peringatan dari BPBD, lanjut Peppy, rupanya tak dihiraukan oleh Niko dan Eka. Sementara 4 teman meraka memilih keluar dari Sungai Catak Banteng.
"Tak lama kemudian kedua korban hanyut akibat terseret arus sungai yang sangat deras," ujarnya.
Melihat kejadian ini, kata Peppy, pihaknya sempat memberikan pertolongan. Namun, hanya Eka yang berhasil diselamatkan setelah hanyut sekitar 10 meter dari tempat korban bermain.
Sementara tubuh Niko hilang terseret derasnya arus Sungai Catak Banteng. Sampai saat ini, pelajar kelas XII SMK ini belum ditemukan.
"Korban sampai sore ini belum kami temukan, upaya pencarian terus kami lakukan," terang Peppy.
Kondisi arus yang deras, tambah Peppy, membuat upaya penyisiran korban di Sungai Catak Banteng dihentikan sementara. Upaya pencarian hanya melalui jalur darat di sepanjang aliran sungai ini.
Selain itu, penjaga pintu air juga diminta memantau kemungkinan tubuh korban mengapung. "Kami juga koordinasi dengan Basarnas Surabaya, besok pagi kami lakukan penyisiran di sungai," tandasnya. (fat/fat)











































