Mulai dari lomba becak kayuh hias dengan menggandeng dinas terkait yakni Dinas Pariwisata dan Dinas Industri, Perdagangan, Koperasi & UKM (Disperindag).
"Nantinya juga akan menggunakan baju khas Ponorogo, supaya jadi ikon wisata. Kalau bentor kan polusi," tutur Bupati Ipong saat ditemui detikcom di Pringgitan, Selasa (20/2/2018).
Dia pun mengapresiasi pengemudi bentor yang mau berubah dengan cara membuka warung kelontong di rumahnya. "Ada juga yang mengingat usia, jika sudah sepuh tidak mungkin mengayuh becak jadi bisa dengan cara berjualan di rumah masing-masing," jelasnya.
Tentunya, lanjut Ipong, dengan berbagai mekanisme yang ada. Persyaratan yang harus dipenuhi mulai dari memiliki KTP Ponorogo, punya kartu keanggotaan pengemudi bentor, tempat untuk membuka warung ada serta berumur 55 tahun ke atas.
"Dana yang diberikan nantinya kisaran Rp 5-10 juta tergantung proposal yang diajukan," jelasnya.
Namun dirinya menyebut belum memikirkan mekanisme yang tepat dalam pemberian dana usaha ini. Sebab masih dalam memberikan kebijakan. "Saya belum memikirkan mekanismenya," paparnya.
Dia pun yakin jika dana bantuan tersebut bukan berbentuk pinjaman atau angsuran, melainkan diberikan secara cuma-cuma. "Belum tahu, mungkin dikasih cuma-cuma, semacam bansos gitu lho," tukasnya.
Saat ini sudah ada 280 pengemudi bentor yang tercatat mau beralih ke becak kayuh usai polemik demo bentor yang awalnya tidak mau ditertibkan. "Saya tatak saja berani menindak untuk ketertiban, karena sebagai bupati saya sudah berjanji ingin membuat Ponorogo lebih maju, berbudaya dan religius," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini