Dari 72 orang, 10 di antaranya harus dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi karena kondisinya semakin memburuk.
"Semakin banyak warga yang mendatangi puskesmas dengan keluhan sama. Sampai hari ini tercatat 72 warga, namun yang 21 kondisinya membaik, jadi berobat jalan," kata Kepala Puskesmas Doko Yudia Supradini saat dikonfirmasi, Sabtu (17/2/2018).
Baca Juga: 36 Warga Blitar Keracunan Makanan Hajatan Pernikahan
Warga mengeluh mengalami mual, muntah, diare disertai demam tinggi. Keluhaan itu dirasakan usai mengkonsumsi masakan hajatan aqiqoh di rumah Sunarji, warga setempat, Rabu (15/2) malam.
Dari jumlah itu, yang masih menjalani rawat inap sebanyak 17 orang dan 24 warga sudah diizinkan pulang karena kondisinya sudah sehat. Namun jumlah warga yang dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi menjadi 10 orang karena kondisinya memburuk.
Baca Juga: Tuan Rumah Hajatan Ikut Keracunan, Polisi Belum Lakukan Pemeriksaan
"Bahkan yang punya hajat, Sunarji (38) dan bapak kandungnya juga ikut kami rujuk karena kondisinya memburuk," jelas Yudia.
Informasi yang dihimpun, kejadian keracunan massal ini dilaporkan Dinkes Kabupaten Blitar ke Bupati Blitar. Bupati Blitar, Rijanto juga sudah menjenguk korban di Puskesmas Doko, Jumat (16/2).
Baca Juga: Korban Keracunan Makanan Hajatan Pernikahan di Blitar Bertambah
Puskesmas Doko tetap membuka layanan selama 24 jam untuk menerima warga yang mempunyai keluhan sama. Petugas puskesmas bersama perangkat desa dan polisi, juga mendatangi setiap rumah warga yang enggan berobat ke puskesmas.
Sementara keterangan beberapa warga setempat menyatakan, mereka mengolah daging kambing itu bersama-sama.
"Kambingnya yang dimasak itu tiga ekor. Terus dimasak bareng-bareng sama ibu-ibu. Jadi tidak diserahkan ke satu orang yang masak, biasa kalau di desa adatnya rewang," jelas Kapolsek Doko, AKP Sunardi saat dihubungi. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini