Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Ponorogo Setyo Budiono menuturkan puluhan warga ini takut tinggal di rumahnya sendiri setelah ditemukan retakan tanah di permukiman warga.
"Mereka khawatir akan terjadinya longsor seperti di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, jadi langsung berinisiatif mengungsi," tutur pria yang akrab dipanggil Budi ini, Selasa (13/2/2018).
Budi menambahkan kejadian tanah retak ini baru diketahui warga pada pukul 09.00 WIB pagi tadi, usai diguyur hujan deras kemarin, Senin (12/2/2018) sebagian tanah mengalami retak dengan lebar antara 5-50 cm.
"Retakan tanah tersebut terdampak ke rumah warga sebanyak 6 KK (26 jiwa) rata-rata lantai dan dinding mengalami retak dengan lebar antara 5 cm-10 cm," jelasnya.
![]() |
Karena khawatir dengan kondisi tanah retak tersebut, puluhan warga ini pun mengungsi ke masjid terdekat sesuai instruksi Kopda Basuki, Babinsa Desa Senepo bersama Kepala Desa dan Bhabinkamtibmas.
"Kami juga sudah mengirimkan bantuan logistik berupa makanan tadi pagi dan malam," imbuhnya.
Selain bantuan makanan, BPBD Ponorogo juga mengirimkan bantuan berupa tikar dan selimut bagi para pengungsi. Hingga saat ini pengungsi masih bertahan di masjid desa. "Beruntung tidak ada balita dari puluhan warga tersebut, namun ada beberapa lansia yang masih terus kami pantau," pungkasnya.
Adapun identitas pengungsi sebagai berikut :
1. Wasito 53 tahun
2. Mesiyem 53 tahun
3. Soimen 70 tahun
4. Sugeng 48 tahun
5. Katini 42 tahun
6. Langgeng 24 tahun
7. Silvia Canda Dewi 18 tahun
8. Dasat 52 tahun
9. Pani 86 tahun
10. Martun 49 tahun
11. Wijianto 32 tahun
12. Adi Pranoto 23 tahun
13. Suyadi 45 tahun
14. Wiwik Tunarti 32 tahun
15. Darmo 59 tahun
16. Sibo 71 tahun
17. Karmini 55 tahun
18. Purwan 57 tahun
19. Sukirno 46 tahun
20. Boiran 61 tahun
21. Damiyem 58 tahun
22. Katini 44 tahun
23. Eka Susanti 23 tahun
24. Budi Hartanto 18 tahun
25. Indi x Mana 13 tahun
26. Deven Ardiansah 15 tahun (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini