"Data terbaru ada 192 orang. Secara kuantitas, mungkin angka ini relatif kecil di banding daerah lain. Tapi penyebarannya cukup merata di tiap kecamatan," ungkap Sugiyanto, Humas Dinas Kesehatan Bondowoso, di kantornya, Jalan Imam Bonjol, Senin (12/2/2018).
Hanya saja, kata Sugiyanto, pihaknya tidak bisa menyebutkan nama-nama mereka yang sudah terinfeksi virus yang belum ada obatnya itu karena alasan kode etik.
"Tetapi hampir semua kecamatan berada pada status zona merah tersebut. Artinya, di semua kecamatan itu sudah ada yang terjangkit virus tersebut," jelasnya.
Dia menguraikan, dari jumlah penderita HIV/AIDS di Bondowoso itu, sedikitnya 70 orang yang dengan kesadaran sendiri mau datang ke Puskesmas setempat untuk berobat maupun sekadar konseling.
"Penyebaran virus mematikan itu didominasi karena perilaku seksual yang tak sehat. Diantaranya, karena seringnya berganti pasangan," ujar Sugiyanto.
Selain secara rutin melakukan sosialisasi pada masyarakat, Dinas Kesehatan setempat juga membuka konseling bagi penderita HIV/AIDS. Mereka yang sudah terjangkit juga dianjurkan untuk minum obat anti retroviral virus (ARV).
"Meski tak menyembuhkan langsung, tapi bisa menahan dan memperlambat penyebarannya," tambahnya.
Untuk sekadar diketahui, virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
Orang yang terserang virus ini berakibat tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Salah satu penyebab menjalarnya infeksi virus ini karena perilaku seks tidak sehat. (fat/fat)