Mereka hanya memiliki data calon jemaah umrah yang melakukan pembayaran dengan sistem tunai. Sementara jumlah calon jemaah umrah yang melakukan pembayaran dengan sistem menabung per bulan sampai saat ini tidak diketahui.
"Kalau yang nabung saya gak bisa hitung, karena mereka setor langsung ke pusat. Sementara para mentornya gak lapor ke kami. Tapi calon jemaah yang bayar tunai ada 150 jamaah," ungkap Kepala Cabang PT SBL Cabang Banyuwangi Tulus Adi Surendra (40) saat ditemui detikcom di kantornya, Jalan Jendral Sudirman No 159, Penganjuran, Banyuwangi, Jumat (2/2/2018).
![]() |
Laki-laki berperawakan kurus itu menambahkan, pihaknya hingga saat ini belum bisa menghitung berapa jumlah total calon jemaah SBL yang berada di wilayahnya. Rencananya besok ia mengumpulkan para calon jemaah PT SBL sambil mendata ulang dan memberikan klarifikasi terkait jadwal pemberangkatan umrah.
"Ini kami masih verifikasi. Sambil mengumpukan semua data. Besok kami mau kumpulkan semua jemaah terutama jemaah yang sistem nabung. Supaya ada win-win solution," tutupnya.
Salah satu calon jemaah lain yang melakukan sistem pembayaran tabungan, Angga Yudhistira, menambahkan, pihaknya berharap uang yang telah ia setor hampir 3 tahun dengan jumlah sebesar Rp 14.400.000 bisa dikembalikan. Keputusan ini ia ambil lantaran ia tidak nyaman dengan pelayanan PT SBL yang telah melakukan penipuan pada calon jamaahnya.
"Saya pilih di-refund saja, karena situasi sedang tidak aman begini. Lebih baik saya pilih travel agent lainnya," pungkasnya. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini