Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan Lamongan, Bambang Susilo membenarkan penemuan difteri melanda wilayahnya.
"Sudah dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya untuk dilakukan penanganan lebih lanjut," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan Lamongan, Bambang Susilo, kepada wartawan di kantornya, Jalan Ki Sarmindi Mangunsarkoro, Jumat (2/2/2018).
Dia mengatakan pemerintah daerah saat ini belum bisa menangani kasus difteri secara langsung, karena tidak mendapatkan jatah Anti Difteri Serum (ADS). Sehingga, kata Bambang, jika terdapat temuan difteri harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas dan obat yang memadai.
"Dari Kementerian Kesehatan menyiapkan 1.000 ADS, namun ADS ini diberikan kepada rumah sakit besar seperti dr Soetomo, RSCM. Untuk rumah sakit daerah belum mendapatkan jatah," terang Bambang.
Bambang mengaku jika pasien sudah mengarah ke difteri, wajib hukumnya mendapat ADS. Namun meski tidak mendapat jatah ADS, Dinkes Lamongan terus berupaya melakukan pencegahan dengan memutus rantai penyakit.
"Sekarang kita tidak mengarah ke ADS, kita lebih ke penangan klinis dengan antibiotik khusus, agar nanti tidak sampai menular ke yang lain," ujarnya.
Dijelaskan Bambang, dalam waktu dekat Dinkes Lamongan akan melaksanakan Outbreak Respon Immunization (ORI) bagi anak-anak usia di atas 1 tahun hingga usia di bawah 19 tahun. "ORI ini akan dilaksanakan pada Februari, Juli dan November," tambahnya.
Difteri ini cara penularannya dengan Droplet Infection, yakni jika penderita berbicara maka akan mengeluarkan ribuan bakteri yang kasat mata. "Bakteri itu sudah ada di antara kita, makanya yang diutamakan adalah status imunisasinya," ungkap Bambang.
Sementara selama tahun 2017, Dinkes Lamongan menemukan 5 penderita difteri yang rata-rata berusia anak-anak. Dari 5 penderita difteri, memiliki jejak imunisasi yang belum lengkap. Saat ini, ujar Bambang, kelima penderita difteri tersebut sudah dinyatakan sembuh. "Kemarin rata-rata yang terkena anak-anak usia 6 sampai 10 tahun," ucap Bambang.
Oleh karena itu, Sambung Bambang Dinkes mengimbau agar para orang tua melakukan pengecekan kepada setiap status imunisasi anak-anaknya. "Bagi para orang tua harap dilakukan pengecekan, jika masih belum lengkap harap segera dilakukan imunisasi," ujar Bambang. (fat/fat)