Komisioner Panwaslu, Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Kota Kediri, Mansur mengaku tujuannya agar masing-masing tim paslon saling menjaga dan menahan diri dari beberapa kegiatan dan aktivitas politik yang membuat gaduh dan ketidaknyamanan.
"Itu imbauan agar masing-masing paslon dan tim paslon saat berkampanye dan menyuarakan visi misinya menggunakan etika politik yang santun, tidak menggunakan kampanye negatif," jelas Mansur, Selasa (30/1/2018).
Meski situasi Kota Kediri masih kondusif dan tak bergejolak, namun surat tersebut bersifat imbauan dan mengingatkan para paslon dan tim pemenangan.
"Sebenarnya kondisi Kota Kediri ini sangat kondusif dan aman, namun sebagai upaya pencegahan dan imbauan saja kepada para paslon," imbuh Mansur.
Sementara Ketua Tanfzidiyah NU, Aizzudin Abdurrahman saat ditemui mengaku apa yang dilakukan bawaslu saat ini sangat bijak.
"Yang dilakukan bawaslu saat ini sangat bijak. Tujuanya agar hak masing-masing Paslon terlindungi. Yakni, dengan mengingatkan pada semua Paslon serta mengingatkan banyak pihak," tandasnya.
Dia menyesalkan penggunaan sosial media yang cenderung bersifat negatif. Terlebih lagi jelang pilkada baik untuk Jawa Timur maupun Kota Kediri.
Gus Aiz, sapaan akrab Ketua PBNU itu menjelaskan, dalam lembaga bathsul masail juga sudah berdiskusi tentang berita hoax, hate speech yang disertai niat jahat, pembunuhan karakter dan kampanye hitam, yang semuanya sangat diharamkan.
"Karena hal ini tidak mendidik dan memberikan politik secara dewasa dan seimbang kepada masyarakat," ungkap Gus Aiz, yang juga cucu Pendiri NU KH Hasyim Al Asy'ari.
Untuk menghindari hate speech dan berita hoax, PBNU terus menerus memberikan pemahaman ke publik. PBNU juga mempunyai cara menghadapi segala permasalahan dengan tabayyun atau klarifikasi agar tidak terjadi salah paham antara sesama.
"Bentuk Tabayyun saya rasa bisa diterima oleh semua pihak," tambahnya. (fat/fat)