Video berdurasi 3 menit 10 detik itu menggambarkan keluarga pasien murka kepada dokter dan perawat yang dituduh menelantarkan sang ibunda.
Terdengar suara seseorang pria dan wanita dari keluarga marah. Keduanya menyesalkan sikap dokter spesialis dan perawat yang tidak mengetahui jika pasien sudah meninggal dunia ketika penanganan medis berlangsung. Bahkan pasien yang sudah meninggal disebutnya masih mendapat suntikan dari perawat.
Tanpa Ada Pengecekan, Suster Diduga Suntik Mayat
Foto: Deny Prastyo Utomo
|
"Ternyata ibu kami pada saat disuntik itu tidak bergerak diduga dalam kondisi tertidur. Setelah kami lakukan pengecekan berbekal pengalaman sederhana, dengan memegang pergelangan tangan kanan dan kiri, ternyata denyut nadinya sudah tidak berdenyut. Kemudian kami marah-marah terhadap semua petugas piket termasuk ada dokter Hamdan," katanya.
"Sampeyan itu berarti tadi nyutik-nyuntik mayat. Sampeyan sudah tahu, tak banting. Ndak gitu, masak seorang suster nyuntik mayit ga tahu. Ini bukan nyuntik pasien tapi nyuntik mayit," kata seorang wanita keluarga pasien dengan nada emosional.
"Biar tahu semua rumah sakit ini tahu seorang suster nyuntik mayit bukan nyuntik pasien," tambahnya.
Seorang dokter pria berusaha memberi penjelasan, tapi jawabannya dinilai keluarga korban tidak memuaskan. Sang dokter berusaha menenangkan karena dikhawatirkan mengganggu pasien lain.
"Kasihan yang sakit? Lha saat ibu saya sakit bagaimana? Tidak bisa, biar tahu semua," teriak si wanita.
Kronologi Keluarga Pasien Saat Ibundanya Dirawat
Foto: Suparno
|
Pasien yang diduga tidak mendapat penanganan media semestinya tersebut adalah Supariyah (67), warga Sidoarjo. Faisal Rizal (44), anak korban menyebutkan kejadian itu terjadi pada Rabu (20/12/2017). Saat itu sang ibunda mengeluhkan sakit kepala. Keluarga lantas membawa ke RS Siti Khodijah, Taman, Sidoarjo pada Pukul 05.30 Wib.
"Ditangani di ruang IGD, setelah disuntik, 30 sampai 40 menit disuruh pulang," kata Faisal Rizal kepada detikcom di rumahnya, Jalan Suningrat 19, Desa Ketegan Rt 9 Rw 2, Taman, Senin (29/1/2018).
Faisal menerangkan, ibunya mengeluarkan keringat dingin sesampainya di rumah. Bahkan hingga muntah-muntah. Melihat kondisinya yang mengkhawatirkan, keluarga memutuskan membawa kembali ke RS Siti Khodijah.
"Pihak rumah sakit menyatakan harus rawat inap dan ditangani oleh dokter Hamdan sama Zakaria ahli penyakit dalam, kemudian disuntik dan diinfus. Mulai dari pukul 17.00 WIB hingga 21.00 WIB, tidak satupun dokter yang memeriksa," terang Faisal.
Pada pagi harinya, Faisal berusaha menanyakan ke petugas piket mengenai jadwal kedatangan dokter. Akhirnya pukul 12.30 Wib, dr Zakaria datang. Dari pemeriksaan saat itu, kata Faisal, kondisi kesehatan sang ibunda dikatakan normal, hanya terdapat masalah gangguan syaraf.
"Setelah dinyatakan ada gangguan syaraf, namun dari dokter ahli syaraf tidak kunjung memeriksa ibu kami, bahkan dokter Hamdan ahli syaraf juga tidak memeriksa, diduga ibu kami ini diterlantarkan, padahal kondisinya sudah kritis," jelas Faisal.
Tuntut Pertanggungjawaban, Keluarga Supariyah Lapor ke Polisi
Foto: Suparno
|
"Pada saat ibu kami meninggal, kami langsung lapor ke polisi," jelas Faisal Rizal (44), anak Supariyah kepada detikcom, Senin (2/1/2018).
Faisal mengatakan, tak lama setelah ibunya meninggal yang menurutnya akibat kelalaian pihak rumah sakit, dia langsung mendatangi Polsek Taman. Namun oleh Polsek Taman, Faizal diarahkan agar melapor ke Polda Jatim.
Faisal lantas menuju Polda Jatim di Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Di sana, laporan Faisal diterima. Namun Faisal tak mendapatkan bukti Laporan Polisi (LP) dengan alasan laporan itu tak boleh dibawa.
"Dan saya tak sempat mempermasalahkan hal itu karena saat itu berbarengan dengan pemakaman ibu. Saya langsung pulang," tandas Faisal.
RS Siti Khadijah Klaim Tuduhan Lalai Penanganan Pasien Tak Benar
Foto: Deny Prastyo Utomo
|
RS Siti Khodijah telah menunjuk Advocate Corporate Lawyer Rumah Sakit Muhammadiyah Aisiyah se Jawa Timur, Masbuhin untuk meluruskan kabar tersebut.
"Pasien masuk rumah sakit tanggal 20 Desember 2017 dan meninggal pada tanggal 21 Desember. Pasien ini menderita penyakit stroke infark atau stroke sumbatan dan meninggal karena cardiac arrest (Berhentinya fungsi jantung)," kata Masbuhin saat dihubungi detikcom, Senin (29/1/2018).
Menurut dia, penanganan pasien di RS Siti Khodijah itu sudah berdasarkan Standart Operation Prosedure (SOP), diagnosa yang benar, serta menjalankan prinsip-prinsip kedokteran yang benar dan etika kedokteran.
Masbuhin menjelaskan, isi video yang viral di media sosial tidaklah benar. Pihak rumah sakit, kata dia, juga sudah memberikan penjelasan lengkap mengenai penyakit yang diderita pasien dan sebab kematiannya.
"Dokter dan perawat yang menangani pasien tersebut sudah bekerja berdasarkan SOP, prinsip-prinsip umum kedokteran serta kode etik yang ada. Yang viral itu 100 persen tidak benar," jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, pihak rumah sakit juga datang ke rumah keluarga pasien untuk menyampaikan ungkapan berbela sungkawa.
"Pihak rumah sakit juga sudah menyampaikan bela sungkawa dan takziah ke rumah duka satu bulan lalu ketika pasien wafat," tandasnya.