Kesulitan inilah yang menjadi insiprasi sekelompok pelajar jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) SMKN 1 Pungging, Mojokerto membuat inovasi. Ya, mereka menciptakan penyemprot tanaman elektrik dengan tenaga surya.
"Saya terinspirasi kesusahan petani di desa yang menyemprot tanaman dengan alat manual, itu kan melelahkan," kata Pambudi Prasojo, salah satu siswa yang menciptakan alat tersebut kepada detikcom di SMKN 1 Pungging, Selasa (30/1/2018).
Alat semprot tanaman karya para pelajar ini terdiri dari beberapa bagian. Terdapat panel surya (solar cell) yang berfungsi menyerap energi matahari menjadi listrik. Panel surya ini mempunyai kapasitas 10 watt.
Bagian utama berupa tabung sebagai tempat air maupun obat pembasmi hama. Kapasitas tabung ini mencapai 15 liter. Sementara di bagian bawahnya, terdapat adapter yang terhubung dengan panel surya dan sebuah aki kering.
Baterai ini mampu menyimpan daya hingga 8 Ah (ampere hour). Dalam kondisi penuh, bisa digunakan untuk menyemprot hingga 2-3 jam.
![]() |
Selain itu, juga terdapat pompa air elektrik berukuran mini yang juga ditanamkan di bagian bawah tabung. Juga pipa besi yang digunakan untuk menyemprot. Pada pegangan pipa ini terdapat tombol untuk menyalakan pompa dan alat untuk mengatur besar kecilnya semprotan.
"Kami memanfaatkan panel surya untuk menggerakkan pompa elektrik, fungsinya memompa air di dalam tabung secara otomatis. Sehingga tak perlu memompa dengan cara manual," ujar Pambudi.
Cara menggunakan penyemprot tanaman elektrik tenaga surya ini cukup mudah. Setelah tabung diisi air atau obat pembasmi hama, cukup menekan tombol pada tuas. Dengan begitu, pompa otomatis menyala dan menyemprotkan air dari tabung.
Salah satu Guru Pembimbing Ronny Prasetyo menuturkan, penyemprot tanaman elektrik buatan siswa bekerja lebih efektif jika dibandingkan alat penyemprot elektrik yang kini banyak beredar di pasaran. Menurut dia, penggunaan panel surya pada alat ini membuat petani tak perlu menggunakan listrik PLN.
"Selain itu petani juga tak perlu khawatir kehabisan daya saat bekerja di sawah. Karena selama bekerja di bawah matahari, alat ini akan terus menyala," terangnya.
Untuk membuat sebuah penyemprot tanaman elektrik tenaga surya ini, tambah Ronny, biaya yang dikeluarkan tak sampai Rp 1 juta. Dia berharap ada pihak yang membantu untuk memproduksi massal karya anak didiknya tersebut.
"Ke depan kami berharap pemerintah memfasilitasi ide ini untuk diproduksi massal supaya bisa dijual ke para petani," tandasnya. (fat/fat)