Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan bersama kepala OPD terkait, pejabat dari Pemkot dan Pemprov Jatim serta Ketua dan anggota Komisi A DPRD Jatim meninjau lokasi pembangunan.
"Hari ini kami cek bersama berapa total ketinggiannya dan berapa meter lebarnya. Kami juga mendiskusikan hal ini kepada beberapa narasumber dan instansi lain untuk segera menentukan persisnya posisi hotel," kata Hendro usai melakukan peninjauan bersama, Senin (29/1/2018).
Selain ukuran, faktor keamanan juga menjadi pengecekan para pejabat dan DPRD Provinsi Jatim dan Pemkot Surabaya.
"Jumat kemarin kami bersepakat untuk memasang plat baja di beberapa kamar yang menghadap langsung ke Gedung Grahadi, dengan begitu secara estetika dan fungsi tidak menimbulkan kerawanan," tambah dia.
Selain para pejabat, DPRD Kota dan Provinsi Jatim hadir juga pakar tata kota ITS Haryo Sulistyarso yang memastikan pembangunan hotel yang disoal sudah sesuai dengan aturan dan mengikuti semua persyaratan yang berlaku.
"Kami sudah melihat semua data-data yang ada, berdasarkan apapun yang berkaitan denga tata ruang. Dan semua prosedur dan persyaratannya sudah dilengkapi oleh mereka," kata Haryo di lokasi hotel.
Ia pun menganalisa bahwa polemik ini muncul karena adanya peraturan baru tahun 2015 yang salah satu perbaikannya diatur pembangunan gedung haruslah berjarak berapa meter dari bangunan atau objek negara. Termasuk persyaratan berapa jarak dan tinggi gedung yang diperbolehkan.
"Sedangkan izin bangunan ini sudah lengkap semua pada tahun 2014 atau sebelum perbaikan peraturan baru tahun 2015 itu, sehingga peraturan itu tidak bisa ditarik mundur," tegasnya.
Haryo juga menyinggung masalah keamanan Gedung Negara Grahadi apabila ada tamu-tamu negara. Ia mengaku pernah mendampingi mantan Presiden BJ Habibie saat berkunjung ke Jerman, dan sangat lama menjadi tim ahli pihak kepolisian, sehingga tahu betul bagaimana SOP pengamanan tamu-tamu negara.
"Mereka itu sudah punya SOP yang harus dilakukan apabila ada tamu negara masuk ke suatu daerah. Ada ring satu, dua dan tiga. Jadi, sudah ada tim khusus untuk menjaga keamanan mereka, apalagi kalau presiden berkunjung ke suatu daerah, pasti satu bulan sebelumnya sudah steril," ujarnya.
Bahkan, untuk mengantisipasi keamanan Gedung Negara Grahadi, pihak hotel sudah sepakat untuk memberikan baja atau blocking di kamar-kamar atau jendela yang menghadap langsung ke arah Grahadi. Baja yang dipasang itu pun bukan biasa, ketebalannya juga sudah dilakukan konsultasi dengan pihak TNI/Polri. "Jadi, permasalahan keamanan ini sebenarnya sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi," tegasnya. (ze/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini