Pasang CCTV dan Terapkan Denda Jadi Cara Jitu Kelola Sampah

Pasang CCTV dan Terapkan Denda Jadi Cara Jitu Kelola Sampah

Suparno - detikNews
Minggu, 28 Jan 2018 13:31 WIB
Foto: Suparno
Sidoarjo - Permasalahan sampah di Sidoarjo seakan tak kunjung ada solusi. Berbagai upaya dilakukan pemerintah setempat untuk mengurangi sampah. Rencananya, Pemkab Sidoarjo memperbanyak Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu (TPST).

Berangkat dari permasalahan sampah yang tak kunjung selesai, warga Kelurahan Sekardangan Kecamatan Kota Sidoarjo ini, mengolah sampah limbah rumah tangga. Sebab, hingga kini sampah rumah tangga-lah yang paling mendominasi.

Seperti warga RT 23 RW 7, mereka mampu mengolah sampah atau limbah rumah tangga. Tentu saja hasilnya, selain berhasil membuat pupuk organik dan pupuk cair untuk tanaman, juga menciptakan lingkungan besih, asri dan indah.

Pengelolaan sampah diajarkan sejak dini/Pengelolaan sampah diajarkan sejak dini/ Foto: Suparno


Bagi warga yang kebetulan melintas di kawasan tersebut pasti merasakan suasana yang berbeda. Berbagai macam tanaman menghiasi depan rumah warga. Di antaranya bunga dan tanaman toga. Dinding dan jalan masuk kawasan tersebut juga tumbuh tanaman beraneka warna.

Berawal dari masalah sampah, apalagi di Sidoarjo ini darurat sampah, kami ingin berbuat sesuatu. Apalagi sampah di tempat kami semakin meningkat," kata Ketua RT Edy Priyanto kepada wartawan di lingkungan RT 23 Kelurahan Sekardangan, Minggu (28/1/2018).

Edy menerangkan, bukan jalan terbaik sampah-sampah ini diangkut ke TPA. Harusnya ada solusi. Dan pilihan solusinya yakni memilah sampah basah dan kering. Pilihan ini ternyata membuktikan lingkungan bersih.

Sampah dikelola warga secara bersamaan/Sampah dikelola warga secara bersamaan/ Foto: Suparno


"Dan sampai saat ini setiap rumah warga, ada tiga tempat sampah. Untuk sampah basah, kering dan limbah B3," terang Edy.

Untuk sampah kering bisa digunakan bahan kerajinan dan ketrampilan dan sisanya dijual. Untuk sampah basah, dimanfaatkan dan diolah untuk memproses sampah basah menjadi pupuk cair. Dari sinilah diketahui volume sampah berkurang. Sementara residu yang dibuang jumlahnya turun.

Dia mengaku menciptakan lingkungan asri dan nyaman tanpa sampah itu tidak hanya dilakukan pemerintah saja. Warga dan generasi muda harus terjun menciptakan lingkungan bersih.

Anak-anak bermain gambar 3 dimensi/Anak-anak bermain gambar 3 dimensi/ Foto: Suparno


"Di lingkungan ini, anak-anak juga diajari untuk membuang sampah pada tempatnya. Dan memilah sampah. Setelah mendapat ilmu, anak-anak diajak bermain gobak sodor, ular tangga dan lain-lain," tambahnya.

Tempat bermainnya pun tidak perlu keluar dari wilayah tersebut. Anak-anak bisa melakukan permainan tiga dimensi yang sudah disiapkan warga. Seperti ular tangga, gobak sodor, sepak bola mini, bulu tangkis.

Sementara itu untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan di wilayahnya, warga juga memasang kamera CCTV. Ta tanggung-tanggung, ada 8 CCTV disediakan. Ini untuk memudahkan pengawasan dan memantau aktivitas pembuangan sampah dengan cara sembarangan.

CCTV dipasang pantau pengelolaan sampah/CCTV dipasang pantau pengelolaan sampah/ Foto: Suparno


"Di lingkungan ini membuang sampah sembarangan akan didenda Rp 50 ribu. Jadi aktivtas membuang sampah bisa dipantau.Sementara warga itu bisa melihat kondisi rumahnya tidak cuma melalui layar monitor, melainkan bisa dengan HP masing-masing," jelasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.