"Tiap akhir minggu biasanya banyak yang pacaran, ya gitu duduk-duduk sambil ngobrol," ujar Heri, tukang parkir salah satu taman di Ponorogo kepada detikcom, Jumat (26/1/2018).
Heri mengaku belum tahu ada pasangan yang berpelukan atau bahkan sampai berciuman. "Tidak ada yang sampai ciuman atau pelukan, cuma ngobrol-ngobrol saja. Tapi kalau malam hari saya ndak tahu, soalnya saya jaga pagi," jelasnya.
Ditanya terkait razia pasangan di taman kota oleh Satpol PP Ponorogo, Heri mengaku belum pernah ada razia selama ini. "Tidak pernah ada razia orang pacaran," imbuhnya.
Dari pantauan detikcom, sejumlah titik di taman kota menjadi incaran pasangan muda-mudi sebagai tempat ngobrol. Terutama tempat duduk yang agak jauh dari keramaian. Seperti di pinggir-pinggir taman yang dekat pagar atau tempat duduk yang sepi.
Akibat seringnya dijadikan tempat pacaran, ada papan tulisan yang menyindir pasangan mesum seperti 'Pacaran kok gawanane tisu, pacarmu opo sek umbelen' (Pacaran kok bawa tisu, pacarmu apa masih ingusan).
Sementara Sekretaris Satpol PP Ponorogo, Lilik Slamet Raharjo saat dihubungi menuturkan pihaknya belum memanggil pasangan yang viral di media sosial. "Kan itu cuma foto, tidak ada identitasnya kami tidak bisa memanggil untuk diberikan sanksi," ujarnya.
Ia menambahkan sering melakukan razia, namun belum pernah ditemukan ada warga yang melakukan tindakan tidak terpuji. "Kalau razia belum nemu yang seperti itu," tandasnya.
Baru-baru ini viral di media sosial foto sepasang kekasih kepergok berciuman di Taman Sukowati, Kelurahan Keniten. Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni menyayangkan kejadian tersebut. Baginya taman kota seharusnya menjadi tempat bermain yang nyaman dan aman, bukan dijadikan tempat mesum.
"Kalau pacaran boleh saja, kalau berbuat yang tidak patut yang tidak boleh," kata Ipong.
Taman Sukowati memang dikenal sebagai tamannya muda-mudi. Selain tempatnya yang sejuk karena banyak pepohonan, di sini juga terdapat patung besar Letjend TNI Soeprapto Sukowati. Selain itu juga ada beberapa wahana seperti ayunan dan tempat duduk yang banyak tersedia di taman ini. Namun sayang, saat malam hari lampu di sini banyak yang padam.
"Nanti lampu diterangin biar orang sungkan," jelasnya.
Tidak hanya lampu, lanjut Ipong, patroli dari Satpol PP akan terus ditingkatkan. Selain itu pendidikan moral juga harus ditingkatkan. "Kalau penjagaan taman belum, tidak mungkin karena tenaganya yang kami punya tidak cukup," paparnya.
Pendidikan agama, lanjutnya, terutama di sekolah dan di rumah harus ditingkatkan agar tindakan asusila tidak terjadi lagi di kalangan pelajar. "Para kyai, ulama dan ustaz juga meningkatkan peran," imbuhnya.
Langkah selanjutnya, Ipong juga akan memasang rambu-rambu dilarang pacaran. Terutama di taman-taman kota yang didatangi banyak orang. "Setidaknya lima papan per taman, segera akan kami pasang," pungkasnya. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini