Pasar jajanan tersebut terletak di sebuah gang. Warga Kemiren menyebutnya lorong. Para pedagang menjajakan jajanannya di loron tersebut. Jajanan yang dijajakan bermacam-macam, seperti Ketan Kirip, Lanun, Lupis, Klepon dan masih banyak lagi. Ada juga makanan berat seperti Rujak Soto dan Sego Cawuk juga disediakan di stand-stand yang berjajar di lorong cilik Desa Kemiren itu.
Uniknya, sebelum mereka berbelanja, pengunjung diwajibkan menukar uang rupiah dengan uang koin kuno. Satu uang koin yang memiliki lubang ditengahnya itu, setara dengan Rp 2500. Pengunjung menukar berapapun uang, dilayani oleh panitia kegiatan tersebut.
Pengunjung yang berbelanja kuliner pasar khas Banyuwangi mengingatkan zaman tempo dulu dengan menggunakan uang koin kuno. Keunikan ini membuat para pengunjung berebut untuk membeli jajanan khas suku Using Banyuwangi.
"Kita beli di sini mengingatkan jaman dahulu pakai koin. Kita baru masuk menukarkan koin ingat zaman dahulu, dan jajananya memang benar jajanan khas Banyuwangi. Ya antri rebutan. Kalau dimana-mana itu bisa langsung beli, luar biasa pokoknya," ujar Kunti Maulida, salah satu pengunjung kepada detikcom, Jumat (26/1/2018).
![]() |
Pasar jajanan tradisional suku Using ini, bertujuan untuk memperkenalkan jajanan khas suku Using serta mengingatkan para pengunjung kembali ke zaman dahulu dengan menggunakan uang koin kuno.
"Untuk lorong cilik kita kembangkan sebgai gang kuliner. Sehingga disepakati oleh masyarakat untuk pasaran jajanan khas Using, kita amati jika ada tamu yang berkunjung ke banyuwangi untuk mencari khas osing terutama kue-kue ini mereka bingung harus kemana. Sekarang bisa ada disini," ujar Astorik, Camat Glagah.
Menurut Astorik, ajang ini tak berhenti begitu saja. Namun terus akan dilakukan seminggu tiga kali. Masyarakat Kemiren sepakat untuk menggelar kuliner jajanan pasar itu tiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu.
"Pengunjung dan wisatawan boleh datang setiap pagi hingga siang di tiga hari itu," pungkasnya.
Tak hanya berbelanja, pengunjung yang menikmati kuliner khas Banyuwangi ini, juga ditemani alunan musik Angklung Banyuwangi. Ini semakin membuat pengunjung betah berlama-lama di gang yang hanya berukuran lebar 2 meter itu. Mau coba? Silahkan datang ke Desa Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi. (iwd/iwd)