Dalam aksinya, puluhan warga Desa Gondang Manis dan Desa/Kecamatan Bandar Kedungmulyo mendatangi area proyek tol di kampungnya. Warga meminta manajemen PT Lusi Pratama Jaya untuk bertanggung jawab atas dampak proyek tol. Salah satunya puluhan hektare tanaman padi milik warga yang terendam banjir.
Salah seorang warga Desa Bandar Kedungmulyo, Musnan mengatakan, tanggul avur Sungai Brantas jebol dini hari tadi sekitar pukul 01.00 WIB. Air sungai meluap ke area persawahan milik warga melalui jebolan tanggul selebar 5 meter tersebut. Tanaman padi siap panen miliknya, juga terendam banjir.
"Tanggul yang jebol belum diperbaiki, sehingga airnya meluap. Padahal ini saya sudah mau panen," kata Musnan kepada wartawan di lokasi, Jumat (26/1/2018).
Aksi protes warga ini berjalan damai. Perangkat desa, camat hingga polisi menjadi mediator dalam audiensi antara warga dengan kontraktor jalan tol.
![]() |
Camat Bandar Kedungmulyo Mahmudi mengatakan, tanaman padi milik warga yang rusak akibat jebolnya avur Sungai Brantas mencapai 50 hektare. Dari jumlah itu, 25 hektare di Dusun Kalipuro, Desa Bandar Kedungmulyo, sedangkan 15 hektare di Dusun Prayungan, Desa Gondang Manis.
"Jebolnya tanggul ini dulu memang sengaja dijebol untuk stand pemasangan tiang pancang proyek tol, tapi belum dikembalikan secara sempurna. Sehingga saat debit air tinggi, tanggul jebol," ungkapnya.
Selain soal tanggul jebol, warga juga menuntut ganti rugi tanaman padi yang terendam banjir. Warga juga meminta PT Lusi Pratama Jaya memperbaiki jalan kampung dan jembatan yang rusak akibat proyek tol.
"Untuk tanggul jebol hari ini juga harus segera dibenahi," tegas Mahmudi.
Sementara Komersial Manajer PT Lusi Pratama Jaya Angga Febrianto berjanji akan memenuhi tuntutan warga sesuai batas waktu yang telah disepakati.
"Soal kompensasi, kami akan diskusi dengan CRBC, main kontraktor kami. Batasan seminggu, nanti kami ada pertemuan lagi," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini