Kondisi ini bisa ditemui saat akan berkunjung ke beberapa pantai yang semuanya dikelola Perhutani KPH Malang. Salah satunya, Pantai Goa China. Sejak masuk pintu gerbang tak jauh dari Jalur Lintas Selatan (JLS), akses jalan belum beraspal.
Saat hujan turun, kondisi jalan menjadi becek dan sangat mengganggu kendaraan yang melintas. Hal sama bisa ditemukan saat menuju Pantai Teluk Asmara, yang lokasinya tidak jauh dari Gua China.
Mulai pintu masuk untuk membayar tiket hingga area parkir sekitar 1,5Km, jalan dibuat seadanya. Selain itu, area parkir becek dan berlumpur saat curah hujan tinggi.
Belum lagi sarana prasarana lain. Seperti Mandi, Cuci, Kakus (MCK) atau fasilitas lainnya, tidak akan ditemukan pengunjung. Padahal, tiket masuk telah dibandrol sebesar Rp 10 ribu, ditambah biaya parkir dengan nilai yang sama.
Akses jalan ke pantai di Malang rusak/ Foto: Muhammad Aminudin |
Pantai di Malang selatan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Ombaknya cukup besar dan membahayakan jika pengunjung nekat berenang. Buruknya infrastruktur dan minimnya fasilitas yang layak, diakui oleh Perhutani. Sebagai pengelola, Perhutani berjanji akan memperbaiki secara bertahap.
"Kami memang masih belajar, penataan akan dilakukan bertahap. Butuh dukungan dana besar, jika dipaksa untuk segera selesai atau baik," kata Supervisor Wisata Perhutani KPH Malang, Nanang Wahadi kepada detikcom, Kamis (25/1/2018).
Tahun ini, Perhutani menargetkan pendapatan sebesar Rp 44 miliar untuk pengelolaan wisata pantai. Target ini naik 100 persen dari tahun sebelumnya.
Setidaknya ada 28 destinasi pantai sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) di Kabupaten Malang, di beberapa destinasi pantai Perhutani menggandeng masyarakat melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). (fat/fat)












































Akses jalan ke pantai di Malang rusak/ Foto: Muhammad Aminudin