Sulastri, Pelajar Penyandang Disabilitas Menulis dengan Kaki

Sulastri, Pelajar Penyandang Disabilitas Menulis dengan Kaki

Yakub Mulyono - detikNews
Selasa, 23 Jan 2018 14:46 WIB
Foto: Yakub Mulyono
Jember - Bisakah kita melawan takdir? Jawabnya tidak. Seperti yang dirasakan Sulastri Hasanah, pelajar SDN Kemuning Lor 2, Arjasa, Jember. Terlahir tidak memiliki dua lengan, membuatnya menggunakan jari kaki saat menulis. Namun Sulastri ini tetap bertekad mewujudkan cita-citanya menjadi dokter, meski sebagai penyandang disabilitas.

"Saya ingin menjadi dokter, ingin membahagiakan kedua orang tua," kata pelajar kelas VI saat ditemui di sekolahnya, Selasa (23/1/2018).

Sulastri menyadari, tidak memiliki dua lengan menjadi hambatan tersendiri saat mengikuti pelajaran. Namun bocah ini tak patah semangat. Dia pun belajar menggunakan jari kakinya untuk menulis. Didampingi sang kakak, Sulastri perlahan mulai mahir menggunakan jari kaki kanannya untuk memegang pensil dan menulis.

"Saya diajari mas. Awalnya kesulitan, tapi lama-lama nggak. Sekarang sudah terbiasa," kata putri bungsu dari empat bersaudara pasangan Nisin dan Maati itu.

Di sekolah, Sulastri mengaku tak mengalami banyak kendala dalam menerima materi pelajaran. Siswi yang setiap di kelas duduk di bangku paling depan itu, merasa semua materi dan tugas sekolah bisa dijalankan dengan baik.

Demikian juga dengan teman-temannya di sekolah. Tak ada yang mengolok-olok kondisi fisiknya. Justru mereka sering menawarkan bantuan ketika melihat Sulastri mengalami kesulitan karena kondisi fisiknya.

"Teman-teman saya baik. Mereka kadang menawarkan bantuan. Tapi saya berusaha untuk mandiri," katanya.

Seperti halnya sekolah SD tempat menimba ilmu sekarang, Sulastri nanti juga ingin meneruskan ke sekolah SMP umum, bukan yang dikhususkan bagi penyandang disabilitas. "Saya ingin meneruskan ke SMP Negeri 2, nggak apa-apa meski jalan kaki," katanya sambil tersenyum.

Kepala SDN Kemuning Lor 2, Arjasa, Eni Susilowati mengakui, Sulastri termasuk pelajar yang cerdas. Kemampuan Sulastri juga di atas rata-rata.

"Dia juga termasuk siswi yang mandiri. Meski kondisinya seperti itu, dia tidak mudah begitu saja menerima bantuan dari orang lain. kalau masih bisa dia lakukan sendiri, ya dia lakukan," kata Eni.

Pihak sekolah berusaha agar Sulastri nyaman di sekolah meski menyandang disabilitas. Salah satu yang dilakukan sekolah adalah menyediakan meja yang berbeda bagi Sulastri.

"Mejanya agak pendek, biar tidak kesulitan dalam menulis. Itu bantuan dari Dinas Pendidikan," kata Eni. (fat/fat)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.