Bapak satu ini juga tidak meminta imbalan. Pria pekerja serabutan ini mengaku ikhlas membantu keluarga yang kehilangan orang-orang yang tenggelam. Dia pun menceritakan beberapa kisah saat menemukan orang tenggelam.
Salah satunya korban bernama Eli (16), warga Dusun Krajan, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan. Peristiwanya sekitar tahun 2013 silam. Subandi menemukan jasad Eli mengambang di sungai beberapa jam setelah korban tenggelam.
"Korban ini masih tetangga dusun, jadi saya membantu untuk mencari. Alhamdulillah saya berhasil menemukannya," terang Subandi kepada detikcom di rumahnya, Selasa (23/1/2018).
![]() |
Sedangkan korban yang berhasil dia temukan bernama Erik (27), juga warga Dusun Krajan, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan. Subandi berhasil menemukan Erik di kedalaman sungai dalam jangka waktu setengah hari setelah kejadian. Peristiwanya terjadi sekitar tahun 2016 silam.
"Waktu itu saya sampai menyelam. Nggak tahu kenapa, kok saya tiba-tiba merasa harus menyelam di lokasi itu. Dan ternyata benar, kaki saya menyenggol tubuh korban dan akhirnya berhasil saya temukan," kenang Subandi.
Yang terbaru, Subandi berhasil menemukan jenazah Ahmad Mukhtar (16), santri ponpes Al-Konah, Desa Lojejer, Wuluhan, Sabtu (20/1). Mukhtar sebelumnya hanyut terbawa arus sungai Ketangi usai mencari singkong bersama teman-temannya, Kamis (18/1) sore. Subandi berhasil menemukan jenazah Mukhtar mengambang di tepi sungai sekitar 2 Km dari lokasi kejadian.
"Yang kemarin itu atas permintaan dari orang sekitar Pondok Pesantren Al-Konah, yang meminta tolong saya untuk ikut membantu mencari santri bernama Ahmad Muhtar, asal Cilacap-Jawa Tengah. Malam itu sekitar 4 jam tidak ketemu. Besok paginya saya kembali ke sungai. Saya datang sekitar pukul 6 pagi dan tidak berselang lama langsung ketemu mayat itu di sungai. Tidak lama ketemunya, sekitar 10 menit langsung ketemu," jelas Subandi. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini