Pengungkapan ini bermula saat seorang pria yang mengaku kehilangan ibu datang ke Kantor Polair Pasuruan, di Pelabuhan Pasuruan. Pria tersebut bernama Hidayatullah (39).
Hidayatullah datang ke Kantor Polair setelah mendengar pemberitaan di media massa serta informasi dari BPBD Kabupaten Pasuruan ada perempuan yang ditemukan tewas di hutan mangrove.
Begitu tiba di Polair, petugas lalu menunjukkan sejumlah barang bukti di antaranya pakaian luar dan pakaian dalam korban. Hidayatullah pun yakin jika pakaian tersebut milik ibunya. Ia mengaku sangat mengenali pakaian tersebut.
Menyadari ibunya meninggal mengenaskan, ia pun langsung menangis, histeris dan meratapi nasib ibunya sambil duduk di lantai. Sejumlah polisi berusaha keras menenangkannya.
"Anak korban sangat mengenali pakaian ibunya. Itu adalah pakaian terakhir yang dipakai ibunya sebelum hilang pada 7 November 2017 lalu," kata Kasat Polair Pasuruan AKP Poerlaksono, kepada detikcom di Kantor Polair, Sabtu (20/1/2018).
![]() |
Poerlaksono mengungkapkan, pada 7 November, korban berpamitan padanya keluarga hendak pergi ke Desa Balun, Kecamatan Winongan, tempat kelahiran korban. Namun korban ternyata tak sampai ke desa tujuan. Korban pun tak kembali selama beberapa hari.
"Keluarga korban akhirnya melaporkan kehilangan keluarga ke Polsek Wonorejo," terangnya.
Meski identitas korban sudah dipastikan, polisi belum mengetahui penyebab kematian korban. Saat ini mayat korban yang ditemukan sudah rusak tersebut berada di Rumah Sakit Pusdik Gasum, Porong.
"Senin baru keluar hasil otopsi korban," pungkas Poerlaksono.
Seperti diberitakan, sosok mayat perempuan dengan kondisi mengenaskan ditemukan tersangkut mangrove, Kelurahan Kepel, Kecamatan Bugul Kidul, Kamis (18/1/2018).
Mayat korban yang kondisinya sudah rusak tanpa tangan dan kaki tersebut ditemukan seorang warga yang tengah mencari kepiting. Petugas Polair, BPBD, TNI dibantu warga langsung mengevakuasi korban usai menerima laporan warga. (iwd/iwd)