Romantis, inilah yang berusaha ditunjukkan Mbah Brontok kepada Mbah Sukir. Tanpa terfikirkan banyak memiliki keterbatasan, Mbah Brontok selalu meminta Mbah Sukir berdekatan dan berdampingan saat tidur.
Walaupun, warga Dusun Ngadirogo Wetan, Desa Blembem, Kecamatan Jambon, ini hanya tidur dengan selembar kasur tipis di tengah ruangan berukuran 8X6 meter.
Baca Juga: Tak Punya Anak, Begini Keseharian Tiga Mbah-mbah di Ponorogo
"Mesti jaluk turu bareng tapi singkur-singkuran koyok manten anyar kae (Mesti minta tidur bareng, meskipun posisinya membelakangi. Tapi seperti pasangan pengantin baru,red)," tutur Mbah Sukir saat ditemui detikcom di kediamannya, Kamis (18/1/2018).
Tak hanya itu, terkadang untuk sekadar menyiapkan kebutuhan Mbah Brontok, Mbah Sukir juga rela memakaikan baju, menyiapkan makan bahkan untuk buang air kecil juga dibantu.
"Kadang yo tak getak-i, tapi masio ngunu yo panggah tak openi (Terkadang saya bentak-bentak, tapi meski begitu tetap saya rawat,red)," ujarnya.
Baca Juga: Mbah-mbah di Ponorogo Ini Tinggal di Rumah Tak Layak Tanpa Ada Kasur
Kedekatan keduanya juga diapresiasi warga dan perangkat desa bernama Sugeng. Dia mengaku kesehariannya, sepasang kakek nenek ini hidup rukun meski dalam keterbatasan. "Mbah Brontok ini kan tidak punya anak dan sudah sepuh (Tua,red) jadi manjanya sama Mbah Sukir (Suaminya.red)," jelasnya.
Menurutnya, ini merupakan salah satu bentuk bukti cinta keduanya. "Hanya saja kondisi Mbah Brontok yang sudah tidak bisa beraktivitas dan Mbah Sukir punya sakit katarak, membuat keduanya semakin dekat," ucapnya.
Terkadang Mbah Sukir meski penglihatannya sudah kabur, berjalan tertatih-tatih ke kamar mandi untuk sekadar mengambilkan air dan menyeka (Memandikan,red) Mbah Brontok untuk mandi.
Baca Juga: Viral, Tiga Mbah-mbah Ini Tinggal Satu Atap dan Sakit-sakitan
"Tapi kalau sedang kecapekan, Mbah Sukir tidak sengaja bentak Mbah Brontok agar tidak terlalu manja," pungkasnya. (fat/fat)