5 Perempuan muda terpilih menjadi duta perdamaian dalam acara Bilateral Meetings and Roundtable Discussion on Preventing Violent Extremism from the perspective of the Girl Ambassadors for Peace from Lamongan and Poso, pada 11-12 Januari 2018, di Jakarta.
1 Dari 5 perempuan muda yang terpilih menjadi duta perdamaian ini, Maslahatul Ilmiyah mengaku ini kehormatan yang tinggi karena bisa menyuarakan perdamaian dari Lamongan di forum internasional," kata Ilmiyah dalam perbincangannya dengan detikcom di kampus Unisla Lamongan Jalan Veteran, Rabu (17/1/2018).
Ilmiyah mengaku, dari Lamongan sebenarnya ada 5 orang yang terpilih untuk mengikuti diskusi meja bundar di Jakarta tersebut. Selain Ilmiyah, ada Prasista Maolana, Rana Rafidha, Nur Aisyah Maullidah dan Lilis Badriyah.
"Selain Lamongan, perempuan duta perdamaian ini juga ada yang berasal dari Poso," kata Ilmiyah yang terpilih menjadi perempuan duta perdamaian dari IPPNU Lamongan.
Para perempuan duta perdamaian ini, kata Ilmiyah, akan menerapkan strategi tidak langsung yang sangat dibutuhkan dalam mengikis akar radikalisme dan mampu memperkuat ketahanan masyarakat atau kelompok rentan melalui pendidikan, pendampingan dan pemberdayaan.
"Setelah dari Jakarta, fokus kami di Lamongan saat ini terbagi menjadi wilayah dengan konsentrasi yang berbeda yang bermuara pada kampanye perdamaian," terang Ilmiyah.
Perempuan Duta Perdamaian ini, terang Ilmiyah, dibentuk salah satu lembaga PBB, yaitu International The Global Network for Woman Peacebuilder (GNWP) dan Muslimat NU, Aman Indonesia dan Universitas Indonesia yang memfasilitasi pelatihan pengembangan kapasitas untuk 61 remaja putri dan perempuan di Indonesia.
"Sebelum berangkat ke Jakarta kemarin kami terlebih dahulu mengikuti pelatihan yang fokusnya adalah kepemimpinan, kewirausahaan dan pekerjaan, media dan media sosial, dan teater untuk peacebuilding dan mencegah ekstrimisme kekerasan," paparnya.
Tugas sebagai perempuan Duta perdamaian ini, menurut Ilmiyah, akan diemban selama 1 tahun dengan bekerja sama dengan semua pihak. Termasuk 30 perempuan lainnya yang sudah terpilih untuk mengkampanyekan perdamaian.
Untuk diketahui, pertemuan Bilateral dan Diskusi Meja Bundar yang diselenggarakan di Jakarta beberapa waktu yang lalu itu, anggota perempuan duta perdamaian di Lamongan dan Poso ini berkomitmen menjadi pembangun dan pemimpin yang kreatif dan antusias. Selain itu, para perempuan duta perdamaian ini juga melakukan pertemuan bilateral dengan lembaga dan organisasi seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komnas Perempuan dan Perempuan PBB. (fat/fat)