Robohnya rumah berukuran 4x6 meter itu membuat Sriwiyanti mengalami luka di kepala. Akibat lukanya itu, Sriwiyanti sempat menjalani perawatan di RSUD Sogatendi. Ibu satu anak itu berharap Pemkab Madiun bisa membantu perbaikan rumahnya.
"Luka ini waktu saya mau ngambil piring di dapur untuk makan. Tiba - tiba ada suara bruak, atap runtuh mengenai kepala saya," ujar Sriwiyanti kepada detikcom, Kamis (11/1/3018).
Sore kemarin di saat hujan deras disertai angin kencang, Sriwiyanti memang sedang sendirian di rumah. Anak perempuannya sedang bekerja sebagai pelayan toko. Bukan hanya atap saja yang runtuh, bagian rumah Sriwiyanti yang ikut roboh adalah dapur, kamar mandi, dan kamar tidur.
"Di rumah sendiri, anak kerja di toko. Saya nggak bisa kerja lagi, sering sakit-sakitan soalnya. Sawah, ternak ndak punya. Kalau bantuan raskin dapat, juga BPJS. Kali ini mohon bupati bisa membantu bedah rumah," ungkap Sriyanti dengan penuh harap.
Saat ini pihak BPBD Kabupaten Madiun dibantu TNI dan warga telah melakukan pembersihan reruntuhan rumah.
"Pagi ini kami langsung melakukan pembersihan reruntuhan serta menyalurkan bantuan sembako dan pakaian," jelas staf Kedaruratan dan Logistik Yudi Agus Masruri.
Selama rumah belum di perbaiki, kata Yudi, Sriwiyanti untuk sementara tinggal di rumah mertua yang tak jauh dari rumahnya. Dari data BPBD Kabupaten Madiun, hanya rumah Sriyanti yang rusak akibat angin kencang dengan kerugian sekitar Rp 15 juta. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini