Kisah Nabil, Bayi dari Keluarga Miskin Penderita Hydrosefalus

Kisah Nabil, Bayi dari Keluarga Miskin Penderita Hydrosefalus

Yakub Mulyono - detikNews
Rabu, 10 Jan 2018 09:00 WIB
Foto: Yakub Mulyono
Jember - Nabilus Zaki hanya bisa tergolek lemah. Putri pertama dari pasangan Ahmad Faisol (38) dan Fitriatul Hasanah (28) itu tak seperti balita pada umumnya. Kepalanya membesar. Lima bulan setelah dilahirkan, bocah berusia 5 tahun itu diketahui menderita Hydrosefalus.

"Nabil mengalami penyakit hydrosefalus sejak berumur 5 bulan. Dari awal lahir normal seperti anak lahir biasanya. Dari umur 5 bulan itu secara tiba-tiba kepalanya bertambah besar, hingga sekarang. Dulunya sempat dibawa ke rumah sakit Bina Sehat sekitar tahun 2015 untuk dioperasi, tapi ditunggu-tunggu tidak ada panggilan," kata ibu kandung Nabil, Fitri saat ditemui di rumahnya, Dusun Peji Mangar, Desa Lampeji, Kecamatan Mumbulsari, Rabu (10/1/2018).

Karena kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan, Fitri dan suami merawat Nabil semampunya. Dia tak berani memutuskan untuk membawa Nabil berobat secara medis. Lagi-lagi persoalan biaya menjadi pertimbangan.

"Sampai saat ini Nabil tidak pernah melakukan perawatan medis di rumah sakit, hanya saja mengikuti terapi dan pijat di Ajung dan Gebang (Jember) dan bahkan di Bondowoso," terang Fitri.

Tentu saja upaya itu tak membuahkan hasil maksimal. Namun Fitri tak mampu berbuat banyak. Akhirnya, dia hanya bisa pasrah. Ditambah lagi Fitri juga harus mengurus anak keduanya. Selain itu, di rumahnya dia hanya tinggal sendiri, karena sang suami bekerja di Maluku.

"Bapaknya Nabil berada di Maluku. Kalau pulangnya setahun belum tentu. Tergantung dari uang yang dimilikinya. Kalau pegang uang bisa pulang," ucapnya.

Untuk kesehariannya, Nabil hanya makan bubur dan susu. Karena untuk mengkonsumsi lainnya tidak bisa. "Tiap hari hanya bisa mengkonsumsi susu dan bubur, terkadang bisa mencapai 10 botol/hari. Sedangkan untuk buburnya, hanya pagi dan sore saja," ujar fitri.

Sementara Ketua RT 01 RW 03, Desa Lampeji Mohammad Arifin mengatakan, dulu Nabil sempat dibawa ke RSD dr Soebandi. Namun pihak rumah sakit meminta untuk dirujuk ke Surabaya.

"Saya mengetahui keadaan Nabil sekitar 5 bulanan, dulu ada dari petugas kesehatan ke sini memberikan saran surat rujukan untuk dibawa ke Puskesmas Mumbulsari. Langsung dibawa ke Soebandi. Setelah itu disarankan untuk dibawa ke Surabaya untuk dilakukan operasi," katanya.

Namun pihak keluarga pesimis tentang hasilnya meski Nabil dibawa ke Surabaya. Belum lagi persoalan biaya yang harus dikeluarkan. Akhirnya keluarga memutuskan tidak membawa Nabil ke Surabaya. "Setelah konsultasi dengan keluarga, keluarga mengatakan bilapun harus dioperasi, hasilnya tidak akan menjamin kesembuhannya," papar Arifin.

Menurut Arifin, bantuan yang diterima oleh keluarga Nabil selama ini hanya beras rastra. "Untuk dari pihak RT keluarganya hanya mendapat beras dolog saja (beras Rastra), sedangkan untuk bantuan Nabil sendiri sampai hari ini tidak mendapat bantuan pengobatan. Sedangkan untuk ke Posyandu dari kecil orang tuanya sering membawanya ke posyandu. Kalau sekarang sudah tidak, mungkin malu kepalanya sudah besar," tutur Arifin.

Jika Nabil kesehatannya kurang membaik, lanjut Arifin, balita itu hanya dirawat bidan desa yang kebetulan juga tetangganya. "Yang sering menengok keadaan Nabil hanya bidan desa Bu Yayuk. Dia juga menjenguk. Sementara ini jika ada sesuatu tentang kesehatannya, hanya bidan desa itu saja yang ke sini. Dulu pernah bidan desa itu menyarankan operasi di Bina Sehat. Tetapi meski diberi nomor antrean, belum dipanggil," tambahnya.

Arifin hanya berharap ada keajaiban. Sehingga Nabil bisa sehat dan tumbuh seperti anak lainnya. "Kita hanya bisa berdoa, semoga Nabil diberikan kesehatan. Dan juga nanti ada keajaiban dari yang maha kuasa tentang kesehatannya," harap Arifin. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.