"Semoga curah hujan tidak semakin tinggi di hulu sana. Tadi malam mulai masuk ke pemukiman warga setinggi 25 cm. Semoga tidak semakin menjadi airnya," kata Kepala Desa Bunga, Nasihin kepada detikcom saat ditemui di kantronya, Senin (8/1/2017).
Selain rumah, jelas kades, sejumlah area persawahan juga terendam air. Rata-rata sawah yang terendam banjir setelah memasuki masa pemupukan.
Salah satu petani di Desa Masangan, Muhartatik (60) mengaku air yang menggenangi tiga areal sawahnya sejak semalam belum surut.
"Tadi malam diberitahu anak saya, sekarang saya lihat ternyata benar terendam, kalau tidak surut, pasti akan menjadi layu dan akhirnya menguning serta mati," tambahnya.
Sementara Kepala Pelaksanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, Abu Hasan menjelaskan banjir tahunan ini sudah dilakukan antisipasi.
"Sudah diantisipasi karena sudah menjadi ancaman bagi kita yang di hilir Bengawan Solo. Selain itu kita dekatkan alat-alat kebencanaan berupa perahu karet dan tenda di desa-desa yang terdampak," katanya saat dihubungi detikcom.
Menurut Abu Hasan, ada lima kecamatan yang menjadi perhatian khusus BPBD Gresik. Sebab, setiap tahun menjadi daerah rawan bencana banjir.
"Sebanyak 30 desa di Kecamatan Sidayu, Dukun, Bungah, Manyar, Ujung Pangkah menjadi perhatian khusus karena langganan banjir," tandasnya. (fat/fat)











































