.webp)
Ruang kelas yang tak digunakan adalah ruang kelas II B. Selain atap plafon yang ambrol, kayu penyangga genting juga sudah patah. Sementara tiga ruangan lainnya hanya beberapa atap plafonnya di dalam ruangan dan terasnya yang mengalami kerusakan.
"Sebenarnya kami sudah melakukan pengajuan rehab bangunan ruang kelas sekitar bulan Maret 2016," kata Kepala SD Negeri Keboguyang Kasmari kepada detikcom di ruangannya, Jumat (5/1/2017).
Kasmari menambahkan, memang di sekolah yang dipimpinnya banyak ruangan yang kondisinya rusak. Mulai November 2016 ada beberapa ruang yang direhab yakni tiga ruang kelas dan satu ruang guru.
"Untuk rehab itu sendiri sampai saat ini belum selesai, ya terpaksa para siswa di tempatkan di ruang yang kondisi juga memprihatinkan," tambah Kasmari.
 Plafon di teras juga jebol (Foto: Suparno) |
Kasmari menerangkan, SD Negeri Keboguyang mempunyai siswa sebanyak 191 siswa. Kelas I dan II masing-masing menempati dua ruang dan kelas III hingga kelas VI masing-masing menempati satu ruang.
"Kalau ruang yang rusak tersebut kami nilai membahayakan, nanti para siswa-siswa ini akan di gabung atau ada yang dimasukan siang hari," terang Kasmari.
Sementara itu, Sumarni guru pengajar kelas II B mengatakan, Selain banguan sekolah ini banyak yang rapuh, SD Negeri Keboguyang ini pada saat musim hujan juga kebanjiran.
"Kasihan siswa-siswi kalau saat banjir," kata Sumarni.
Sumarni mengharapkan kepada Dinas terkait agar ruang yang direhab tersebut segera diselesaikan. Dengan harapan para siswa-siswi ini tidak merasa was-was pada saat melakukan kegiatan belajar.
"Ada tiga ruangan yang di rehab, namun sampai saat ini masih mangkrak tidak diteruskan," jelasnya. (iwd/iwd)
