"Kalau klaim yang diajukan tidaklah mencapai angka Rp 21 milliar," ujar Kepala Kantor Cabang BPJS Probolingo Mirah Esthirini, Jum'at (5/1/18).
Mirah mengatakan, jumlah Rp 1 miliar itu adalah utang yang harus dibayarkan untuk bulan Oktober dan November 2017. "Data biaya pasien yang sudah masuk ke BPJS hanya untuk bulan itu. Sedangkan untuk bulan Desember masih belum masuk," kata Mirah.
"Ditambah dengan tanggungan obat-obatan yang sebesar Rp 500 jutaan mulai Juli sampai dengan November. Jadi totalnya kurang lebih Rp 16,5 milliar," kata Mirah.
Mirah menambahkan, biaya obat-obatan pasien tergolong tidak terlalu besar dibandingkan dengan jasa medis. "Terbukti utang biaya obat untuk RSUD dr Mohamad Saleh hanya berkisar di angka Rp 100 jutaan saja dalam setiap bulannya," lanjut Mirah.
"Kami sudah ajukan tanggungan itu dan segera akan terbayarkan. Keterlambatan ini bukan hanya Probolinggo saja, namun bersifat Nasional. Secara otomatis pencairannya secara bergantian," tandas Mirah.
RSUD dr Mohamad Saleh saat ini sedang krisis obat. Menurut pihak rumah sakit, salah satu alasan masalah obat adalah adanya piutang BPJS ke rumah sakit sebesar Rp 21 milar yang tak terbayarkan. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini