"Dengan doa bersama diharapkan juga bisa menjaga keutuhan NKRI, terutama tahun 2018 kan tahun politik supaya tidak ada kerusuhan," ujar Ketua Panitia Hasyim Asyari saat ditemui detikcom di Pendopo Pemkab Ponorogo, Sabtu (30/12/2017).
Menurut Hasyim, acara ini diikuti 24.681 pendekar PSHT dari 21 ranting dan 5 komisariat cabang Ponorogo. "Selain itu juga untuk silaturahmi dalam doa bersama supaya Ponorogo bisa hayuning bawono," terangnya.
Sementara itu, Kapolres Ponorogo, AKBP Suryo Sudarmadi menambahkan pihaknya juga melakukan pengamanan dengan ribuan personil yang disiagakan.
"Ada sekitar 1.100-1.200 personil kami turunkan," jelasnya.
Selain itu, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ia juga melarang membawa tongkat dan senjata tajam. Selama konvoi menuju alun-alun Ponorogo, konvoi juga dikawal oleh anggota Polri, TNI, Forum Komunikasi Pencak Silat dan Beladiri (FKPSB), Korlap dan Pendekar Lalu Lintas.
"Ini dikhususkan untuk wilayah Ponorogo saja, pendekar wilayah lain tidak bisa ikut," pungkasnya.
Usai mengikuti bumi reog berdzikir, sebanyak 24.861 pendekar Persatuan Setia Hati Terate (PSHT) Ponorogo melakukan konvoi. Demi menjaga keamanan, Suryo turun langsung ke jalan dengan menggunakan sepeda motor demi memantau langsung konvoi puluhan ribu pendekar ini.
"Pengawalan langsung ke jalan, supaya aman," kata Suryo.
Suryo mengendarai motor dari Alun-Alun Ponorogo hingga ke tugu SH Terate di Winangon, Kecamatan Balong, Ponorogo sembari sesekali mengingatkan para pendekar untuk tetap tertib berlalu lintas demi kenyamanan bersama.
"Sambil atur lalu lintas, mengingatkan para pendekar untuk tetap tertib jangan sampai menyebabkan kemacetan," terangnya.
Sempat terjadi kemacetan di Jalan Raya Poncowolo hingga ke pertigaan lampu merah Paju sejauh dua kilometer. Bahkan 4 lajur jalan dipenuhi oleh para pendekar. Beruntung kemacetan tidak sampai ke RSUD Harjono.
"Semua aman terkendali, kami sudah lakukan pengawalan di jalan-jalan," pungkasnya (iwd/iwd)