Penderita Tumor Lutut di Ponorogo Ini Butuh Pertolongan

Penderita Tumor Lutut di Ponorogo Ini Butuh Pertolongan

Charolin Pebrianti - detikNews
Kamis, 28 Des 2017 16:18 WIB
Foto: Charolin Pebrianti
Ponorogo - Warsini (30) sehari-harinya terpaksa menahan sakit akibat tumor ganas yang dideritanya. Tumor sebesar buah kelapa tumbuh di lutut sebelah kanan.

Warga Dukuh Domas, Desa Nambak, Kecamatan Bungkal, Ponorogo ini mengaku pasrah dengan nasibnya. Bagaimana tidak, keterbatasan biaya-lah yang membuat Warsini harus menahan sakit yang luar biasa.

"Buat berjalan sakit, berjalan harus menggunakan kruk, bahkan duduk saja juga sakit," keluh Warsini saat ditemui detikcom di kediamannya, Kamis (28/12/2017).

Warsini menerangkan kondisinya ini berawal dari rasa nyeri di lututnya. Nyeri ini juga dibarengi dengan demam. Puncaknya sekitar Agustus 2017 lalu, muncul benjolan hingga hari ini terus membesar.

"Saya sudah pernah periksa di RS Ponorogo, kemudian dirujuk ke RS Solo, untuk MRI dan Biopsi ternyata saya terkena tumor ganas," tuturnya.

Ibu empat anak ini bahkan sudah 12 kali ke Solo untuk berobat. Dan terakhir saat periksa disarankan untuk melakukan kemoterapi. Namun karena keterbatasan biaya, dia terpaksa mengurungkan niatnya.

"Sekarang sudah tidak pernah periksa, karena tidak ada biaya. Kemo juga belum tahu kapan," terangnya.

Menurutnya, setelah divonis untuk kemoterapi sebulan lalu, dia sama sekali belum melakukan pemeriksaan lagi ke RS. Usai melakukan biopsi, tumor di lutut kanannya makin membesar.

"Sebelum biopsi, masih seperti benjolan dan bisa melakukan aktivitas," jelasnya.

Kini ia pun hanya bisa pasrah. Semua kegiatan rumah tangga dia serahkan ke ibunya. Sedangkan suaminya harus bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan hidup.

"Sekarang saya hanya mengandalkan obat herbal, jinten hitam dan manggis untuk mengurangi rasa sakit," tambahnya.

Ia berharap ada uluran tangan yang mau menolong kesulitannya. Pasalnya, jika kemoterapi berhasil, nanti yang diambil hanya kankernya saja. Namun jika tubuhnya tidak ada respon, terpaksa diamputasi.

"Perasaan waktu vonis shock, mikirnya takut tidak bisa kerja aktivitas rumah tangga, akhirnya pasrah," pungkasnya. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.