Pengrajin Kendang Ini Laris Manis, Omzetnya Rp 60 Juta Per Bulan

Pengrajin Kendang Ini Laris Manis, Omzetnya Rp 60 Juta Per Bulan

- detikNews
Kamis, 28 Des 2017 08:01 WIB
Foto: Charolin Pebrianti
Ponorogo - Mukri (53) warga Ponorogo sudah 34 tahun menjadi pengrajin kendang. Kendang buatannya pun laris manis dipesan dari berbagai kota. Mulai dari Jakarta bahkan Sumatera.

Bapak dua anak ini menuturkan dirinya membuat kendang dari kayu nangka, mangga dan trembesi. Ketiga kayu jenis ini dipilih karena bisa menghasilkan suara yang bagus.

"Nangka yang paling banyak peminatnya, meski harganya mahal," kata Mukri saat ditemui detikcom di kediamannya Desa Ngilo-ilo, Kecamatan Slahung, Kamis (28/12/2017).

Untuk bahan baku kayu nangka, jelas Mukri, didapat dari Kecamatan Ngebel, Pacitan dan Magetan. Meski saat ini ketersediaan kayu nangka mulai sulit, Mukri selalu mendapat pasokan kayu nangka. Sebab, sudah menjadi langganan pengepul.

"Kayu nangka yang bisa dibuat kendang harus kayu nangka hidup, biasanya banyak di hutan," jelasnya.

Satu kendang, lanjut dia, membutuhkan waktu 3-5 hari tergantung cuaca. Karena kayu yang digunakan harus benar-benar kering sempurna. Apalagi jika musim penghujan, bisa memakan waktu satu minggu.

"Sini kan kawasan pegunungan, cuacanya lembab, jadi makin lama proses penjemurannya," ujarnya.

Pengrajin kendang di Ponorogo/Pengrajin kendang di Ponorogo/ Foto: Charolin Pebrianti


Dia pun tak sungkan membocorkan bagaimana proses pembuatan kendang. Pertama kayu dilubangi di beberapa sisi, kemudian dikeringkan. Setelah itu, diplitur dan terakhir dipasang kulit lembu sebagai penghasil suara.

"Ada pekerja satu orang yang bertugas melubangi kayu," tambahnya.

Sementara itu ada dua jenis kendang yang diproduksi Mbah Mukri. Pertama kendang reog dan kedua kendang campursari. Perbedaan keduanya dari ukuran diameter. Jika kendang reog berukuran 90 cm, sedangkan kendang campursari berukuran 67 cm.

Tidak hanya dua kendang tersebut yang diproduksi, Mukri juga membuat kendang ciblon, kendang sabet, kendang bem dan tipung. Selain itu, untuk memperindah kendang buatannya Mukri juga membuat ukiran. Harga kendang yang sudah diukir dibanderol mulai dari Rp 1,5-2,5 juta.

"Dalam satu bulan, saya mampu membuat 30 kendang sesuai pesanan," imbuhnya.

Dari usahanya ini, Mukri mampu meraup omzet hingga Rp 60 juta. Beruntung, usahanya kini mulai banyak peminat karena memang kendang buatannya terkenal bagus. "Meski rumah saya di gunung dan pelosok, saya tidak khawatir pelanggan tidak tahu, karena sudah terkenal," tukasnya.

Dirinya pun mengaku bersyukur karena salah satu anaknya memiliki bakat menjadi pembuat kendang. "Ada penerusnya, satu orang, dia punya bakat di sini," pungkasnya. (Charolin Pebrianti/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.