Salah satunya kelompok tani Sri Rejeki di Desa Gupolo, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Kelompok ini mengaku peningkatan produktivitas gabahnya mencapai 0,7-1,1 ton per hektare.
"Disini program pertanian organik sudah berjalan, tiap petani dapat bantuan POC 5-12 liter per hektare," kata Bupati Ipong Muchlissoni kepada detikcom, Senin (25/12/2017).
Namun karena kepemilikan lahan petani rata-rata 0,3 Ha, maka tiap petani mendapat bantuan POC 2 liter. Menurutnya, penentuan jumlah bantuan ini merupakan rekomendasi dari Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) dan Direktorat Jenderal (Dirjen) Sarana dan Prasarana (PSP).
"Kalau diajak langsung untuk pakai organik pasti tidak mau, kalau dikasih contoh kelamaan, jadinya kita subsidi bantuan pupuk," jelasnya.
Bahkan hasil kualitas padi usai diberikan pupuk organik lebih baik dibandingkan dengan yang tidak pakai organik. "Sudah dicek di Sucofindo, gabahnya lebih baik yang pakai organik," terang Ipong.
Saat ini, program POC sudah diberikan kepada 1.524 kelompok tani dengan jumlah POC sebanyak 226.115 liter untuk 52.747 Ha lahan pertanian yang diberikan dalam dua tahap untuk musim tanam pertama, kedua dan musim penghujan.
Dengan digunakannya POC, lanjut Ipong, bisa memperbaiki struktur tanah di Ponorogo karena tanah yang hanya menggunakan pupuk kimia lama kelamaan rusak bisa mengurangi produktivitas akibat kesuburannya berkurang.
"Selain itu untuk mengurangi pupuk kimia yang mereka beli, biasanya 1 ha Rp 1 juta. Sekarang jadi Rp 750 ribu mengurangi biaya produksi," tambahnya.
Dipilihnya POC karena bisa dalam jumlah besar hanya cair. Menariknya, POC tidak hanya bisa dipakai untuk memupuk tanaman padi saja. "Tapi juga bisa untuk kedelai, jagung dan tembakau," pungkasnya. (bdh/bdh)