"Beliau sudah dalam pantauan Puskesmas Kabat. Dan sudah diperiksa PA (Patologi Anatomi) bulan September lalu, dan ditemukan bahwa hasilnya sebuah keganasan (tumor)," ujar Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono, kepada detikcom, Senin (25/12/2017).
Dokter yang akrab disapa Rio tersebut mengatakan, pihak Dinas Kesehatan melalui Puskesmas sudah menyampaikan opsi terbaik kepada pasien tersebut, meski Tasmuni belum mau menempuh jalan penanganan masalah yang diberikan tim dokter.
"Kita akan secara persuasif meyakinkan beliau bahwa ada jalan terbaik secara medis yang harus ditempuh. Ini memang proses meyakinkan beliau untuk menempuh jalan tersebut, yaitu diamputasi," ujar dr Rio.
"Memang dari sisi psikologi harus dipersiapkan, maka tim kami terus secara persuasif meyakinkan beliau, karena secara medis ini jalan terbaik," imbuh dr Rio.
Dia menambahkan, jika pasien tersebut akhirnya berkenan menempuh jalan yang disarankan tim dokter, Dinas Kesehatan akan terus melakukan pendampingan.
"Selanjutnya jika beliau berkenan melakukan tindakan operatif, kami akan terus mendampingi dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya, seperti pemberian kaki palsu. Juga akan kami tautkan dengan program dinas lain terkait pemberdayaan ekonomi agar bisa mandiri secara ekonomi," pungkas dr Rio.
Tasmuni (28) warga Banyuwangi, mengidap penyakit aneh. Di kaki kiri warga Dusun Tembelang, Desa Bareng, Kecamatan Kabat, ini tumbuh benjolan seberat 60 kg. Benjolan itu terlihat membesar mulai dari betis hingga punggung telapak kaki.
Hal ini yang membuat Tasmuni kesulitan untuk berjalan dan beraktivitas seperti orang pada umumnya. Dia bercerita benjolan pertama muncul di bagian punggung kakinya seperti daging yang berisi air. Benjolan itu kemudian semakin besar hingga menutupi seluruh kakinya, mulai dari lutut ke pergelangan kaki. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini