Kisah Umik, Ibu 8 Anak yang Bekerja Sebagai Sopir Dump Truk

Kisah Umik, Ibu 8 Anak yang Bekerja Sebagai Sopir Dump Truk

Yakub Mulyono - detikNews
Jumat, 22 Des 2017 15:57 WIB
Foto: Istimewa
Jember - Sekitar dua tahun sudah Sarifah Firdausi (38) menekuni pekerjaan sebagai sopir dump truk. Pekerjaan tidak umum dilakukan kaum hawa itu, dijalani Sarifah demi menghidupi 8 anaknya.

"Kurang lebih dua tahun saya jalani profesi ini. Namanya juga single parent, harus bekerja keras menghidupi delapan anak. Jadi harus dijalani meskipun penuh tantangan suka duka. Saya sudah mencintai, menyayangi, menyukai profesi dan dunia ini," kata wanita yang biasa disapa Umik ini kepada detikcom, Jumat (22/12/2017).

Perempuan kelahiran Situbondo 1979 ini mengatakan, memilih profesi sopir mobil dump truk selain untuk menghidupi atau mencukupi kedelapan anaknya, juga karena menyukai tantangan. Karena menjadi sopir, apalagi kendaraan truk, biasanya dilakukan oleh kaum kelaki dan tidak biasa dilakukan oleh ibu-ibu lainnya.

"Saya bisa bawa truk dari tahun 2008. Namun saya jalani profesi ini sejak cerai sama suami dua setengah tahun lalu. Karena kerja lain tidak bisa, sukanya bawa mobil dump truk ini. Di sini saya banyak saudara, teman dari yang muda hingga dewasa. Meskipun pulangnya terkadang tidak menentu, penuh risiko dan suka duka hidup di jalan, saya menikmati," jelas perempuan yang tinggal di Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, Jember ini.

Umik menerangkan, profesi yang dijalaninya sempat mendapat protes dari teman-temannya. Terutama karena dia seorang perempuan. Namun dia tetap bergeming dan tetap menekuni pekerjaannya sebagai sopir. Meski ada yang menilai negatif dan memandang sebelah mata, baginya driver juga merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.

"Terkadang mereka menilai profesi driver itu selalu negatif, melihat sebelah mata. Namun saya buktikan kepada mereka, bahwa driver tidak seperti yang mereka tahu. Pekerjaan ini halal dan mulia sekali, tidak seperti yang mereka bayangkan," terang Umik.

Kisah Umik, Ibu 8 Anak yang Bekerja Sebagai Sopir Dump TrukFoto: Istimewa

Dia menuturkan, kendala yang dialami karena menjadi sopir perempuan adalah ketika mengalami ban bocor. Sebab sering kali harus mengganti sendiri. Namun tak jarang dia juga dibantu sesama sopir yang melintas.

"Beruntung temanku seperjuangan baik-baik semua. Bila melihat saya ganti roda, mereka membantu mengganti rodanya. Tapi pernah juga saya mengganti sendiri rodanya saat bannya bocor. Siang itu memang saya tidak mau dibantu karena melihat teman lagi sibuk semua. Sehingga saat panas matahari rasanya kayak habis mandi. Basah semua, dari situ saya merasa jadi driver tidak semudah yang dibayangin," cerita Umik.

Umik menambahkan, truk yang dibawanya merupakan miliknya sendiri. Sementara order barang biasanya adalah batu dan pasir. "Mengantar ke mana-mana. Kadang juga ke luar kota," kata Umik.

Namin ketika pesanan tak bisa dipenuhi, dia memberikan kepada teman. Apalagi jika dia sedang ingin bersama anak-anaknya dan istirahat dari kesibukan kerja.

"Kalau waktu sepi, saya bisa libur beberapa hari. Bila banyak permintaan, terpaksa saya kasihkan ke teman untuk memuatnya. Karena saya juga punya tanggungjawab untuk menemani anak-anak di rumah," ucapnya. (bdh/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.