Tiga Mahasiswa Ini Ciptakan Probiotik Unggas, Apa Kelebihannya?

Tiga Mahasiswa Ini Ciptakan Probiotik Unggas, Apa Kelebihannya?

Muhammad Aminudin - detikNews
Selasa, 19 Des 2017 14:17 WIB
Tiga mahasiswa pembuat PFotoroLAB menunjukkan penghargaan yang diraihnya (istimewa)
Malang - Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan probiotik sebagai pengganti antibiotik untuk unggas seperti burung dan ayam. Dalam proses penelitiannya probiotik yang diberi nama ProLAB ini mampu meningkatkan produksi daging dan telur hingga 11 persen.

Ketiga mahasiswa itu adalah Mokhammad Fahmi Rizky Syaban (FK 2015), Ilham Ardiansyah (Fapet 2014), dan Rizhaf Setyo Hartono (FMIPA 2016). Pembuatan ProLAB dilatar belakangi oleh maraknya penambahan Antibiotic Growth Promotor (AGP) pada industri unggas yang berdampak negatif.

Penggunaan AGP yang berlebihan dianggap dapat meningkatkan resistensi mikroba, mutan bahkan zoonosis. Dalam proses bekerjanya, AGP justru mengurangi jumlah bakteri di dalam usus unggas baik yang bersifat patogen maupun non patogen.

"Berkebalikan dengan AGP, penggunaan ProLAB justru bisa meningkatkan pertumbuhan bakteri non patogen namun mengurangi jumlah bakteri patogen," kata Ilham kepada wartawan mewakili timnya, Selasa (19/12/2017).

Menurut dia, selain bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, ProLAB juga berfungsi untuk memperbaiki kinerja mikroflora atau mikroba yang ada dalam saluran usus.

"ProLAB dibuat dari tepung probiotik dari mikroorganisme atau mikroba dipadatkan dalam bentuk mikro kapsul. Dalam proses pemadatannya menggunakan mesin mikrowave agar bakteri yang terkandung di dalam ProLAB terinkubasi dan tidak mati," lanjut Ilham.

ProLAB yang sudah dibentuk menjadi mikrokapsul kemudian dicampur di dalam pakan ternak dengan presentase kurang dari satu persen sehingga proses penyerapan makanan di dalam usus unggas menjadi lebih baik," bebernya.

Saat menerima penghargaan di  ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2017Saat menerima penghargaan di ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2017 (Foto: istimewa)

Inovasi ketiga mahasiswa ini mengantarkan mereka mendapatkan Silver Prize di ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2017.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Korean Invention Promotion Association (KIPA) ini mempertemukan innovator dan peneliti dari seluruh penjuru dunia untuk untuk mempublikasikan produk temuan unggulan, memperluas distribusi produk yang dipatenkan dan mempromosikan transfer teknologi.

Bertempat di COEX Convention Center Korea Selatan, acara dilaksanakan selama empat hari, 30 november-3 Desember 2017.

Sementara Wakil Dekan III Fapet, Dr. Osfar Sjofjan mengatakan bahwa prestasi ini sebagai upaya meningkatkan daya saing mahasiswa melalui program penalaran dan keilmiahan yang mahasiswa dapat memberikan sebuah gagasan, ide, atau inovasi baik di level nasional maupun internasional.

"Ini sebuah inovasi yang baik. Meningkatkan daya saing mahasiswa," ujarnya. (iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.