Imunisasi Massal Efektif Turunkan Penderita Difteri di Blitar

Imunisasi Massal Efektif Turunkan Penderita Difteri di Blitar

Erliana Riady - detikNews
Senin, 11 Des 2017 15:54 WIB
Foto: Erliana Riady
Blitar - Outbreak Respons Immunization ( ORI) atau imunisasi massal difteri efektif menurunkan jumlah penderita difteri di Kabupaten Blitar. Dinkes Kabupaten Blitar mencatat, penurunan jumlah secara signifikan terjadi sejak tahun 2016 sampai 2017 ini. Jika pada 2016 ada 56 penderita, di tahun 2017 ini hanya ada 11 penderita difteri.

ORI ini bertujuan mencegah mewabahnya difteri di suatu lokasi, begitu ada seorang warga yang terindikasi secara klinis terserang difteri.

"Kenapa tahun ini kami mengalami penurunan drastis penderita difteri, karena di tahun 2016 kemarin, kami adakan ORI di semua lokasi tempat penderita berada," kata Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Dinkes Kabupaten Blitar, Krisna Yekti saat dihubungi, Senin (11/12/2017).

Selama tahun 2016 ada 56 penderita yang terbukti klinis terserang difteri. Mereka berasal dari 14 kecamatan di Kabupaten Blitar. Diantaranya Kecamatan Margomulyo, Wates, Binangun, Doko, Wlingi dan Selopuro.

"Kami mencatat ada 156.930 warga yang divaksin difteri, begitu ada warga daerah situ yang terjangkit. Jadi misal, Kecamatan Doko ada penderita difteri umur 15 tahun, maka semua warga yang berumur 0-15 tahun harus divaksin difteri," jelasnya.

Terkait 11 penderita difteri tahun ini, Krisna menyatakan, pihaknya belum melakukan ORI. Karena jika melihat wilayah endemiknya, sudah mendapatkan ORI di tahun 2016 lalu.

"Kami belum melakukan ORI lagi tahun ini. 11 penderita itu dari 8 kecamatan yang pada 2016 lalu sudah masuk wilayah yang mendapat ORI," katanya.

Delapan kecamatan itu adalah Doko, Wlingi, Selopuro, Binangun, Talun, Garum , Kanigoro dan Kesamben.

Masih sama seperti tahun sebelumnya, penderita didominasi anak-anak dikisaran usia 1 sampai 7 tahun. Dinkes Kabupaten Blitar mengaku, sampai saat ini tidak ada korban jiwa dalam kasus mewabahnya difteri di beberapa daerah di Indonesia ini. (bdh/bdh)
Berita Terkait