Ada yang harus dipegangi beberapa orang karena berontak takut. Ada juga yang memilih melihat handphone untuk mengusir ketakutan dan rasa sakit saat di khitan.
"Ampun... Tidak mau... sakit," teriak salah satu anak saat dikhitan di salah satu ruang kelas SMAN 1 Surabaya yang disulap jadi ruang operasi mini, Senin (11/12/2017).
Ketua Panitia Khitan Massal Rizal Sultan Madani mengatakan, kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Maulud Nabi Muhammad 2017. Menurut Rizal, aksi ini sebagai bentuk nyata para siswa terhadap lingkungan sekitar.
"Agar lebih menyasar ke masyarakat luas. Kalau hanya siraman rohani hanya menyampaikan, tapi kita lebih ke aksi nyata," ujar Rizal kepada detikcom, Senin (11/12/2017).
Orang tua menenangkan anaknya yang hendak dikhitan (Foto: Zaenal Effendi) |
Setelah dikhitan, para peserta mendapat bingkisan dari panitia berupa sarung, baju muslim dan songkok serta uang tunai. "Bingkisan ini merupakan hasil bantuan dari wali murid, alumni dan panitia," imbuh Rizal.
Para dokter yang mengkhitan peserta, kata Rizal, selain dari pihak ketiga, juga berasal dari beberapa alumni dan wali murid.
Sementara Kepala Sekolah SMAN 1 Surabaya Johanes Mardijono mengatakan kegiatan ini merupakan tahun ketiga yang dianggap sebagai pembinaan mental bagi siswa. "Tiap tahun kami berusaha tingkatkan jumlah peserta. Tahun ini kami target 100 anak dan ini bagian dari pembinaan mental kami," kata Johanes. (iwd/iwd)












































Orang tua menenangkan anaknya yang hendak dikhitan (Foto: Zaenal Effendi)