"Sebenarnya salah jemput saja. Kebetulan di sekolah itu ada dua anak yang panggilannya sama dan yang menjemput tidak pernah bertemu anak yang hendak dijemput tadi, akhirnya salah jemput," kata Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo saat di sekolah TK Kartika IX-35 Kelurahan Kreongan, Kecamatan Patrang, Jumat (8/12/2017).
Menurut Kusworo, isu penculikan itu terjadi saat ada dua siswi yang dipanggil dengan sebutan yang sama, Keke. Dua siswi yang biasa dipanggil dengan nama Keke itu adalah Keysa dan Kaila.
"Pada jam pulang sekolah, orang tua Keysa menyuruh seseorang menjemput anak itu. Nah, si penjemput ini belum pernah bertemu dengan si anak sehingga tidak tahu wajahnya. Begitu sampai di sekolah, dia hanya bilang mau menjemput Keke," kata Kusworo.
Di sinilah awal kasus salah jemput itu. Sebab yang dibawa penjemput ternyata Keke yang nama aslinya Kaila, bukan Keke yang bernama asli Keysa.
"Yang dibawa penjemput ini ternyata Keke yang nama aslinya Kaila, bukan Keke yang nama aslinya Keysa tadi. Jadi yang menjemput salah orang, harusnya menjemput Keysa, tapi yang dibawa Kaila," terang Kusworo.
Heboh siswi TK di Jember dijemput padahal salah jemput/ Foto: Yakub Mulyono |
Isu penculikan pun akhirnya muncul ketika orang tua Kaila datang ke sekolah dan mendapati anaknya tidak ada. Apalagi saat itu ada saksi yang mengatakan Kaila sudah dijemput seseorang. Orang tua Kaila langsung melaporkan hal ini ke polisi.
"Begitu mendapat laporan, saya bersama Kapolsek Patrang dan sejumlah anggota langsung melakukan penelusuran. Akhirnya terungkap bahwa itu bukan penculikan, tapi hanya salah jemput saja. Kaila akhirnya berhasil kita bawa kembali ke sekolah. Sedangkan Keysa yang masih berada di sekolah, kita serahkan kepada penjemputnya," terang Kusworo.
Meski sempat dilaporkan ke polisi, namun kasus ini tak berlanjut. Sebab hanya sebuah kesalahpahaman saja. "Hanya salah paham. Jadi ya sudah selesai. Alhamdulillah," tandas Kusworo.
Atas peristiwa ini, Kusworo berharap pihak sekolah mengeluarkan semacam kartu penjemputan. Kartu ini berisi data nama anak yang hendak dijemput, sehingga tidak terjadi salah orang.
"Harus dibawa oleh penjemputnya. Sebab selain agar tidak salah orang, kartu ini juga bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Semisal penculikan anak," tandas Kusworo.
Dari pantauan detikcom, peristiwa itu sempat membuat orangtua para siswi menangis. Meski begitu mereka enggan diwawancara wartawan. (fat/fat)












































Heboh siswi TK di Jember dijemput padahal salah jemput/ Foto: Yakub Mulyono