"Karena dengan gejala demam, pincang, bahkan ambruk seperti itu, bisa karena malnutrisi pada pakan, bisa juga karena terserang penyakit BEF (Bovine Ephemeral Fever). Makanya perlu pemeriksaan lebih dalam untuk mengetahui," kata drh Hasanudin Riwansyah, salah seorang dokter Dinas Peternakan Situbondo, Jumat (8/12/2017).
Namun, drh Udin --sapaan akrabnya-- cenderung lebih menduga, wabah penyakit tersebut karena faktor malnutrisi pada pakan ternak. Mengingat di musim hujan seperti sekarang banyak ditemukan rumput muda. Sehingga sangat mungkin pemberian porsi rumput muda sebagai pakan ternak terlalu banyak. Padahal, dalam rumput muda itu terdapat unsur mineral yang tidak terpenuhi, yaitu magnesium.
"Kalau kekurangan magnesium, maka ternak sapi bisa seperti itu. Saya lebih menduga karena faktor ini," paparnya.
Meski begitu, bukan hal mustahil wabah penyakit itu juga disebabkan serangan BEF atau demam tiga hari. BEF yang ditularkan melalui gigitan lalat atau nyamuk ini bersifat akut dan datangnya tiba-tiba tanpa gejala terlebih dahulu.
"Makanya perlu dilakukan pemeriksaan lebih jauh untuk mengetahui penyakit ternak sapi itu. Sehingga penanganannya nanti bisa tepat. Tentu kami merasa bertanggung jawab dengan keadaan ini," tegasnya.
Beberapa hari terakhir, Selasa (5/12) malam, sudah ada beberapa ekor sapi milik warga yang terserang penyakit tersebut. Selain demam tinggi, ternak yang terserang juga mengalami pincang. Di antaranya bahkan sampai ambruk dan berujung kematian. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini